Isu Merger XL Axiata Smartfren Muncul Lagi di Tengah Capex yang Makin Ramping

Annisa Kurniasari Saumi,Crysania Suhartanto
Minggu, 28 April 2024 | 17:02 WIB
Karyawan melayani pelanggan di gerai PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) di Jakarta, Senin (18/12/2023)/JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan melayani pelanggan di gerai PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) di Jakarta, Senin (18/12/2023)/JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kabar merger PT XL Axiata Tbk. (EXCL) dan PT Smartfren Telecom Tbk. (FREN) kembali terdengar di tengah bujet belanja odal atau Capex yang makin ramping pada masing-masing perusahaan pada 2024 dibandingkan dengan 2024. 

Berdasarkan catatan Bisnis pada November 2023, Presiden Direktur Smartfren Merza Fachys sempat menyampaikan bahwa pada 2024 perusahaan menganggarkan belanja modal sebesar Rp2 triliun. Nilai ini turun jika dibandingkan dengan 2023 yang sekitar Rp2,9 triliun-an. 

“Sebagai perusahaan telekomunikasi, yang paling utama, Capex dibutuhkan untuk membangun jaringan agar lebih luas, lebih berkualitas, dan lebih bagus. Agar melayani masyarakat dengan jauh lebih baik,” ujar Merza pada public expose, Jumat (25/11/2023).

Pada semester I/2023, Smartfren hadir di 288 kota di seluruh Indonesia, bertambah sekitar 48 kota jika dibandingkan dengan 2022 yang hanya sebanyak 240 kota. 

Dari sisi jumlah pengguna, Smartfren mengeklaim mengalami peningkatan sebanyak 1,5 juta pelanggan baru. Pada semester I/2022, jumlah pelanggan Smartfren mencapai 34,7 juta dan meningkat hingga 36,2 juta pada semester II/2023. 

Sementara itu, XL Axiata menganggarkan belanja modal sebesar Rp8 triliun pada tahun ini, lebih kecil dibandingkan dengan 2023 yang sebesar Rp9 triliun. 

Berdasarkan catatan Bisnis pada 13 Februari 2024, Group Head Corporate Communication XL Axiata Reza Mirza menuturkan belanja modal sekitar Rp8 triliun ini akan digunakan untuk mendukung pengembangan jaringan bisnis layanan data EXCL. "Termasuk juga untuk konvergensi IT," kata Reza, Selasa (13/2/2024). 

Sementara itu, pada 2023 lalu EXCL tercatat menghabiskan capex sebesar Rp7,16 triliun sepanjang tahun 2023. Serapan ini lebih rendah dari anggaran belanja modal EXCL di 2023.

Realisasi belanja modal tersebut juga turun 21% dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp9,06 triliun. Belanja modal tersebut digunakan untuk peningkatan kualitas jaringan sebagai penopang utama upaya meningkatan pengalaman pelanggan.

Reza berdalih turunnya realisasi belanja modal di tahun 2023 dibandingkan dengan 2022 disebabkan karena keberhasilan EXCL untuk melakukan operational excellence. Hal ini menurutnya EXCL melakukan pembelanjaan modal secara lebih efektif, sesuai dengan kebutuhan bisnis, dengan tetap mengedepankan tetap terjaganya kualitas layanan dan pengalaman pelanggan.

Sebelumnya, seperti 1-2 tahun lalu, sumber anonim Bloomberg berbicara soal wacana merger XL Axiata dan Smartfren.

Sumber menyebut pemilik XL Axiata dan Smartfren Telecom (FREN) milik Sinar Mas sedang mendiskusikan struktur transaksi potensial yang akan menciptakan entitas senilai US$3,5 miliar atau setara Rp56,69 triliun (kurs: Rp16.198) dengan sekitar 100 juta pelanggan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper