Perbedaan El Nino dan La Nina, Fenomena Alam yang Siap "Menyapa" Indonesia

Hesti Puji Lestari
Senin, 18 Maret 2024 | 12:33 WIB
Pengendara motor melintasi jalan yang tergenang di Lenteng Agung, Jakarta. belum lama ini. Bisnis/Nurul Hidayat
Pengendara motor melintasi jalan yang tergenang di Lenteng Agung, Jakarta. belum lama ini. Bisnis/Nurul Hidayat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - BMKG telah memeringatkan masyarakat bahwa fase El Nino akan segara digantikan La Nina dalam waktu dekat.

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan penjelasan terkait hal ini. Menurut BMKG, Minggu (17/3), El Nino kemungkinan akan menjadi netral pada periode bulan Mei atau Juni.

"El Nino diprediksi akan segera menuju netral pada periode Mei, Juni, Juli 2024," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers virtual pada Jumat 15 Maret 2024 lalu.

Mengacu pada informasi yang diumumkan BMKG ini, banyak yang penasaran tentang apa itu El Nino dan La Nina.

Dilansir dari Oceam Servives, selama kondisi normal di Samudera Pasifik, angin pasat bertiup ke barat sepanjang garis khatulistiwa, membawa air hangat dari Amerika Selatan menuju Asia. 

Untuk menggantikan air hangat tersebut, air dingin naik dari kedalaman atau yang disebut sebagai proses upwelling. El Nino dan La Nina adalah dua pola iklim berlawanan yang merusak kondisi normal tersebut.

Para ilmuwan menyebut fenomena ini sebagai siklus El Nino-Southern Oscillation (ENSO). El Nino dan La Nina dapat menimbulkan dampak global terhadap cuaca, kebakaran hutan , ekosistem , dan perekonomian.

Berikut adalah pengertian El Nino dan La Nina yang perlu diketahui

El Nino

Selama El Nino, angin pasat melemah. Air hangat didorong kembali ke timur, menuju pantai barat Amerika.

El Nino dapat mempengaruhi cuaca kita secara signifikan. Perairan yang lebih hangat menyebabkan aliran jet Pasifik bergerak ke selatan dari posisi netralnya.

Dengan perubahan ini, wilayah di AS bagian utara dan Kanada menjadi lebih kering dan hangat dari biasanya. Namun di Pantai Teluk dan Tenggara AS, periode ini lebih basah dari biasanya dan menyebabkan peningkatan banjir.

El Nino juga berdampak kuat terhadap kehidupan laut di lepas pantai Pasifik. Dalam kondisi normal, upwelling membawa air dari kedalaman ke permukaan; air ini dingin dan kaya nutrisi. Selama El Nino, upwelling melemah atau berhenti sama sekali.

Tanpa nutrisi dari perairan dalam, jumlah fitoplankton di lepas pantai akan berkurang. Hal ini mempengaruhi ikan yang memakan fitoplankton dan, pada gilirannya, mempengaruhi semua yang memakan ikan.

Perairan yang lebih hangat juga dapat membawa spesies tropis, seperti tuna ekor kuning dan albacore, ke daerah yang biasanya terlalu dingin.

Tentang La Nina ada di halaman selanjutnya...

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman:
  1. 1
  2. 2

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper