Google hingga Amazon Buka Kantor Cabang Usai Dipaksa Pemerintah Arab Saudi

Crysania Suhartanto
Selasa, 9 Januari 2024 | 12:04 WIB
Logo Google terlihat di luar kantor perusahaan teknologi tersebut di Beijing, China, Rabu (8/8)./Reuters-Thomas Peter
Logo Google terlihat di luar kantor perusahaan teknologi tersebut di Beijing, China, Rabu (8/8)./Reuters-Thomas Peter
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Perusahaan raksasa teknologi Amerika Serikat mulai dari Alphabet, induk perusahaan dari Google, Amazon, serta Microsoft mulai membuka kantor di Arab Saudi.

Adapun perizinan dari ketiga perusahaan itu datang tepat sebelum 1 Januari 2024, batas waktu yang ditentukan oleh pemerintah Arab Saudi. 

Tindakan inipun menyusul beberapa perusahaan yang sudah lebih dulu membuka kantor cabang di Arab Saudi, seperti Airbus SE, Oracle, dan Pfizer. 

Berdasarkan Ground News, hal ini disebabkan oleh tekanan dari pemerintah setempat yang mengancam akan berhenti memberikan bantuan dan izin kontrak kepada perusahaan yang tidak memiliki kantor pusat di negaranya. 

Adapun syarat untuk mendirikan kantor pusat adalah memiliki minimal 15 staf. Kemudian, aturan akan lebih lunak jika perusahaan asing tersebut juga mempekerjakan warga Arab Saudi. 

Lebih lanjut, sebagai imbalan ketika perusahaan sudah melakukan hal tersebut, pemerintah juga akan memberikan keringanan pajak selama 30 tahun.

Kendati demikian, mengutip Fortune, rencana ini juga masih belum sepenuhnya rampung, karena kabar terkait sektor yang terpengaruh juga masih simpang siur. 

Sebagai informasi, Arab Saudi baru mengumumkan aturan baru untuk mengatasi kebocoran ekonomi di negaranya. Adapun kebocoran ekonomi ini adalah istilah dari pemerintah untuk menyebut belanja negara kepada perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki badan hukum di negaranya. 

Regulasi yang dilakukan Arab Saudi ini merupakan salah satu regulasi yang dilakukan Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman (MBS) untuk meningkatkan perekonomian dan menarik investasi internasional. 

Mengutip Times of India, banyak analis yang mengatakan upaya Arab Saudi ini dilakukan untuk bersaing dengan Dubai. Mengingat kerajaan ini juga telah berencana untuk menginvestasikan triliunan dollar untuk menjadikan negaranya pusat pariwisata dan komersil di Timur Tengah. 

Selain itu, mengutip dari Atlantic Council, Arab Saudi juga sempat menargetkan adanya 480 perusahaan yang membuka kantor pusat regional pada 2030 untuk menumbuhkan perekonomian Saudi. 

Manajer Regional Dewan Kerja Sama Teluk Albright Stonebridge, Imad Al-Abdulqader menjelaskan bahwa target ini merupakan upaya jangka panjang. 

Menurutnya, dengan memindahkan para pemimpin senior perusahaan dan memimpin bisnis dari negaranya, mereka akan melihat banyak hal dengan perspektif yang berbeda. 

Alhasil, nantinya hal ini akan membuat para pemimpin perusahaan mengembangkan bisnis dengan cara yang dapat menguntungkan negara. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper