Top 5 News Bisnisindonesia.id: Teknologi AI Ngegas hingga Ramai Bank Berburu Kredit Karbon, Krisis Pangan

Fatkhul Maskur
Rabu, 27 September 2023 | 08:08 WIB
Seorang pejalan kaki melewati logo Alibaba di China/ Bloomberg
Seorang pejalan kaki melewati logo Alibaba di China/ Bloomberg
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) tampaknya tak ada yang bisa menghalanginya untuk terus berkembang. Alibaba Cloud, perusahaan teknologi asal China yang merupakan bagian dari Alibaba Group, merilis inovasi baru di bidang AI khususnya dalam pengembangan Gen AI alias AI Generatif.

Berita bertajuk Teknologi AI Tambah Ngegas, Alibaba Cloud Bawa Inovasi Baru menjadi salah satu pilihan redaksi BisnisIndonesia.id.

Selain itu, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi Bisnisindonesia.id.

Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Senin (27/09/2023):

1. Teknologi AI Tambah Ngegas, Alibaba Cloud Bawa Inovasi Baru

Teknologi kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI) tampaknya tak ada yang bisa menghalanginya untuk terus berkembang. Alibaba Cloud, perusahaan teknologi asal China yang merupakan bagian dari Alibaba Group, merilis inovasi baru di bidang AI khususnya dalam pengembangan Gen AI alias AI Generatif.

AI Generatif adalah kecedarsan buatan yang menggabungkan kekuatan pembelajaran mesin, mendalam, dan buatan yang tak hanya menghasilkan teks tetapi juga video, audio, kode dan gambar. AI Generatif hingga saat ini boleh dikata merupakan bagian yang paling menarik dari pengembangan AI.

Nah, inovasi baru di bidang AI Generatif yang dikembangkan Alibaba Cloud meliputi platform komputasi AI, layanan akselerasi AI, dan aplikasi berfokus pada AI. Alibaba Cloud mengklaim ketiga inovasi itu dirancang untuk memenuhi permintaan konsumen global mereka yang lebih efisien, aman, dan hemat biaya.

President of International Business Alibaba Cloud Intelligence Group Selina Yuan mengatakan permintaan global terhadap AI Generatif terus meningkat. Untuk memenuhi permintaan itu, Alibaba Cloud merilis tiga inovasi AI Generatif.

2. KBH2 Melejit, Efek Gangguan Pasok Superchip?

Penjualan mobil di pasar nasional sepanjang 8 bulan pertama tahun bertumbuh sangat lambat, bahkan segmen 4x2 mengalami laju negatif. Namun, mobil kategori kelas pertama justru melejit. Faktor kelangkaan superchip?

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) melaporkan penjualan mobil baru pada Januari-Agustus 2023 secara ritel bertumbuh 4,4% (yoy) menjadi 665.251 unit, sementara wholesales meningkat 2,6% menjadi 675.287 unit.

Akselerasi tersebut sangat lemah dibandingkan dengan performa tahun lalu, yang mana penjualan ritel 2022 melejit 17,4% (yoy) menjadi 1.013.582 unit, sementara wholesales meningkat signifikan 18,1% (yoy) menjadi 1.048.040 unit.

Semua segmen terekam mengalami peningkatan penjualan signifikan. Hal berbeda terjadi pada tahun ini, yang kategori mobil 4x2 nyaris mengalami stagnasi penjualan, bahkan secara wholesales mengalami perlambatan.

3. Menyelamatkan Cadangan Pangan Lewat Kebijakan Fiskal Sri Mulyani

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menetapkan batasan besaran subsidi bunga kepada penyalur atau lembaga keuangan yang menyalurkan pinjaman kepada penyelenggara cadangan pangan pemerintah (CPP).

Ketentuan tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No. 93/2023 tentang Tata Cara Pemberian Subsidi Bunga Pinjaman Dalam Rangka Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah.

“Besaran Subsidi Bunga CPP ditetapkan paling tinggi sebesar tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia,” tulis Pasal 13B beleid tersebut, dikutip Selasa (26/9/2023).

Artinya, bunga pinjaman yang disubsidi pemerintah menyesuaikan dengan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI-7DRR). Jika saat ini berada di level 5,75 persen, artinya bunga yang disubsidi pemerintah sebesar angka tersebut. 

4. Laporan Luhut dan Kelanjutan Pajak Karbon

Presiden Joko Widodo resmi meluncurkan bursa karbon hari ini, Selasa (26/9/2023) di Bursa Efek Indonesia. Bisnis dengan potensi ekonomi lebih dari Rp3.000 triliun itu masih memiliki sejumlah pekerjaan rumah salah satunya pajak karbon.

Menteri Koordinator Maritim dan Investasi yang juga Ketua Komite Pengarah Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan setelah bursa resmi diluncurkan, terdapat pekerjaan rumah yang masih harus diselesaikan.

"Dilaporkan masih ada beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan antara lain penyelesaian peta jalan perdagangan karbon sektor dan pajak karbon. Kami ingin segera tuntaskan ini berangkat dari hasil ratas yang lalu," kata Luhut.

Sejumlah peraturan pendukung yang dibutuhkan yakni Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (Permen LHK) terkait Nationally Determined Contribution (NDC) hingga perdagangan karbon luar negeri. Lainnya, Luhut menyebutkan akan mengawal PMK Pajak Karbon.

"Supaya ini [regulasi untuk Bursa Karbon] tidak lari dari hasil keputusan ratas lalu," katanya.

5. Kala Bank Ramai Berburu Kredit Karbon

Kalangan perbankan menjadi kelompok korporasi yang paling banyak menjadi pembeli perdana kredit karbon setelah Presiden Joko Widodo meresmikan Bursa Karbon Indonesia hari ini, Selasa (26/9/2023).

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku penyelenggara Bursa Karbon Indonesia, sampai dengan pukul 11.00 WIB, IDXCarbon mencatatkan perdagangan karbon sebanyak 459.495 ton unit karbon dan terdapat sebanyak 24 kali transaksi.

Penyedia unit karbon pada perdagangan perdana kali ini adalah Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) yang menyediakan unit karbon dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk. (PGEO).

Sementara itu, perusahaan-perusahaan yang berperan sebagai pembeli unit karbon pada perdagangan perdana IDXCarbon, di antaranya adalah PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), PT Bank CIMB Niaga Tbk. (BNGA), PT Bank DBS Indonesia, dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper