Bakal Saingi Gopay hingga ShopeePay, TikTok Siapkan Dompet Digital

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 4 Agustus 2023 | 17:15 WIB
CEO TikTok Shou Zi Chew menyampaikan paparan pada acara TikTok Southeast Asia Impact Forum 2023 di Jakarta, Kamis (15/6/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
CEO TikTok Shou Zi Chew menyampaikan paparan pada acara TikTok Southeast Asia Impact Forum 2023 di Jakarta, Kamis (15/6/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - TikTok, platform e-commerce asal China, dikabarkan akan mengambil lisensi pembayaran di Indonesia. Lisensi pembayaran tersebut diperkirakan membuat TikTok mampu menghadirkan layanan pembayaran seperti ShopeePay dan Gopay. 

Dikutip dari reuters, Jumat (4/8/2023) sumber anonim menyampaikan bahwa TikTok dalam pembicaraan tahap awal dengan regulator untuk mendapatkan lisensi pembayaran di Indonesia. Langkah ini diambil guna melanjutkan ambisi perusahaan di pasar utama, di tengah pengawasan intensif yang terjadi di Amerika Serikat dan negara lainnya. 

Berita tersebut menyusul pengumuman CEO TikTok Shou Zi Chew pada bulan Juni bahwa platform video pendek tersebut akan menginvestasikan miliaran dolar di Indonesia dan seluruh Asia Tenggara.

Dua sumber yang diberi pengarahan tentang rencana tersebut mengatakan TikTok, yang dimiliki oleh raksasa teknologi China ByteDance, sedang berdiskusi dengan Bank Indonesia, selaku bank sentral di Indonesia, dan dikabarkan bahwa aplikasi tersebut dipandang baik.

Seorang juru bicara TikTok mengonfirmasi pada hari Jumat bahwa pembicaraan sedang berlangsung, menambahkan bahwa lisensi pembayaran Indonesia akan membantu pencipta dan penjual lokal di platformnya.

Sumber tersebut menolak untuk diidentifikasi karena negosiasi bersifat rahasia. Perwakilan bank sentral, Bank Indonesia, tidak menanggapi permintaan komentar.

Lisensi pembayaran akan memungkinkan TikTok mendapatkan keuntungan dari biaya transaksi dan menempatkannya lebih langsung dalam persaingan dengan raksasa e-commerce Asia Tenggara, Shopee milik Sea (SE.N) dan Lazada milik Alibaba (9988.HK).

TikTok memiliki 125 juta pengguna Indonesia per bulan - setara dengan angka penggunanya untuk Eropa dan tidak terlalu jauh di belakang AS yang memiliki 150 juta.

Douyin, mitra Tiongkok untuk TikTok yang juga dimiliki oleh ByteDance, memperoleh lisensi pembayaran Tiongkok pada tahun 2020. Tidak jelas apakah TikTok telah memperoleh lisensi pembayaran di tempat lain di dunia. ByteDance dan TikTok tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang lisensi.

Indonesia, dengan populasi lebih dari 270 juta, menyumbang transaksi e-commerce senilai hampir $52 miliar tahun lalu, menurut data dari konsultan Momentum Works. Dari jumlah itu, 5% terjadi di TikTok, terutama melalui streaming langsung, katanya.

CEO TikTok Shou Zi Chew sempat menjalin pembicaraan dengan Kementerian Perdagangan (Kemendag) seiring dengan penerbitan izin TikTok Shop di Indonesia yang telah digunakan 2 juta UMKM dalam negeri.

TikTok bakal mengutamakan keamanan dan dan keselamatan melalui kerja sama dengan regulator. Hal tersebut agar penggunaan TikTok tetap aman bagi masyarakat Indonesia.

Shou mengakui potensi besar Indonesia dan Asia Tenggara secara keseluruhan sebagai pasar yang kritis dan berpotensi tinggi untuk pertumbuhan perusahaan. 

Menariknya,  Shou Chew menyatakan bahwa TikTok memandang Indonesia bukan hanya sebagai tujuan bisnis, tetapi juga sebagai rumah yang penting bagi perusahaan.

"Asia Tenggara adalah rumah saya. Saya dibesarkan di Singapura. Saya pertama kali datang ke Indonesia saat berusia enam tahun," ujarnya kepada Bisnis.com, Kamis (15/6/2023).

Shou Chew juga menekankan bahwa peluang pertumbuhan di Indonesia sangat besar dan TikTok berencana untuk berinvestasi lebih banyak dalam negeri ini serta di seluruh kawasan Asia Tenggara.

Menurutnya, Asia Tenggara adalah rumahnya sendiri, dengan pengalaman masa kecilnya di Singapura dan kunjungannya pertama kali ke Indonesia saat berusia enam tahun.

Dia mengibaratkan Asia Tenggara ini sebagai lingkungan rumah bagi TikTok, bukan hanya sebagai tujuan wisata. Shou juga mengungkapkan komitmen TikTok untuk menginvestasikan miliaran dolar dalam tiga hingga lima tahun ke depan di Indonesia dan Asia Tenggara.

Platform ini pun baru melakukan investasi senilai jutaan dolar untuk membantu lebih dari 120.000 UMKM mentransmisikan bisnis secara daring dan berpartisipasi dalam ekonomi digital.

TikTok menjelaskan bahwa investasi sebesar US$12,2 juta ini terdiri dari hibah uang tunai, pelatihan keterampilan digital, dan kredit periklanan untuk UMKM, termasuk bisnis mikro, di daerah pedesaan dan pinggiran kota.

Investasi TikTok ini didorong oleh dampak yang platform ini berikan bagi bisnis dan kreator, seperti yang terungkap dalam laporan The TikTok Effect: Accelerating Southeast Asia's Businesses, Education and Community Report.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper