ASO Belum Memberi Dampak ke Bisnis Emiten Hary Tanoe (MNCN)

Leo Dwi Jatmiko
Selasa, 25 Juli 2023 | 18:04 WIB
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menerima kunjungan CEO Marubeni Shinji Kasai beserta jajarannya di MNC Center, Jakarta, Kamis (27/5/2021)./Istimewa
Executive Chairman MNC Group Hary Tanoesoedibjo menerima kunjungan CEO Marubeni Shinji Kasai beserta jajarannya di MNC Center, Jakarta, Kamis (27/5/2021)./Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten miliki taipan Hary Tanoesoedibjo, PT Media Nusantara Citra Tbk. (MNCN), mengungkapkan bahwa hadirnya siaran digital belum memberi dampak signifikan terhadap bisnis perusahaan. 

Induk dari RCTI, GTV, MNCTV, dan iNews TV itu berharap peralihan dari siaran analog ke digital dapat memberi manfaat yang lebih besar ke perusahaan seperti yang direncanakan. 

“Sejauh ini belum terlihat dampaknya dan diharapkan stabil sesuai rencana dan atau lebih baik,” kata Director Corporation Secretary MNC Group Syafril Nasution kepada Bisnis, Selasa (25/7/2023). 

MNC belum merilis laporan keuangan untuk semester I/2023. Namun, jika merujuk pada laporan keuangan kuartal I/2023, emiten milik taipan Hary Tanoesoedibjo itu mencatatkan laba bersih mencapai Rp607,24 miliar lebih rendah 1,92 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp619,11 miliar. 

Dengan pertumbuhan tersebut maka laba per saham emiten berkode dangan MNCN ini juga turun 1,92% (yoy) menjadi Rp45,91 per saham dari sebelumnya Rp46,81 per saham. Meskipun turun, nominal capaian laba bersih tahun ini lebih besar dari periode Maret 2021, 2020 dan 2019.

Penurunan laba bersih tersebut sejalan dengan pendapatan perseroan yang turun 6,24% sepanjang kuartal I/2023 menjadi Rp2,44 triliun dibandingkan periode yang sama tahun lalu Rp2,60 triliun. 

Akan tetapi secara nominal, pencapaian pendapatan tahun ini juga masih lebih tinggi jika dibandingkan periode Maret 2021, 2020 dan 2019 sejak lima tahun terakhir atau sejak Maret 2019.

Sementara itu mengenai penghentian siaran analog, kata Syafril, perseroan tidak memiliki masalah untuk infrastruktur digital dan sudah terbangun sejak tahun lalu. Daerah layanan yang terdapat infrastruktur digital telah dilakukan kerja sama dengan pemegang multiplex lain di daerah tersebut. 

“Sehingga kami dapat bersiaran digital. Begitu juga sebaliknya dengan LPS yang tidak memiliki multiplex maka berkerja sama dengan kami pada wilayah yang kami miliki multiplex,” kata Syafril. 

Sementara itu Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan bahwa infrastruktur Mux sudah terbangun oleh TVRI dan swasta di 112 wilayah layanan yang terdampak ASO. 

Lebih lanjut sebayak 676 stasiun tv sudah bersiaran digital tersisa hanya 10 siaran tv yang masih analog dalam proses migrasi ke TV digital sehingga seluruh masyarakat Indonesia sudah menikmati siaran tv digital.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper