Waspada! Serangan Siber via Email Melonjak 464 Persen Semester I/2023

Crysania Suhartanto
Minggu, 23 Juli 2023 | 15:35 WIB
Kejahatan online/Ilustrasi-mirror.co.uk
Kejahatan online/Ilustrasi-mirror.co.uk
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Kebocoran data dari institusi-institusi ternama makin marak dengan data yang juga tidak sedikit. Hal ini diakibatkan oleh serangan siber yang merajalela, terutama via email.

Secara global, data dari penyedia jasa perlindungan siber Acronis menemukan serangan berbasis email pada semester 1/2023 mengalami lonjakan hingga 464 persen, jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Selain itu, ada peningkatan serangan yang dilakukan setiap komplotan ataupun organisasi peretas hingga 24 persen.

Data Acronis juga mengungkapkan 30,3 persen dari semua surat elektronik yang diterima merupakan email spam. Namun, dari seluruh email spam tersebut, setidaknya 1,3 persen di antaranya terindikasi sebagai serangan siber.

Adapun, serangan siber tersebut meliputi phishing (73 persen), social engineering dan penipuan via email/BEC (15 persen), malware (11 persen), dan serangan terstruktur (1 persen).

Sebagai informasi, serangan phishing adalah upaya untuk mendapatkan informasi seseorang dengan memberikan tautan palsu.

Kemudian, social engineering merupakan tindakan manipulasi dengan memanfaatkan kesalahan seseorang untuk memberikan data dan informasi.

Selain itu, malware perangkat lunak yang dirancang penjahat siber untuk mendapatkan akses tidak sah, menyebabkan kerusakan sistem, ataupun mencuri data.

Adapun, malware yang paling banyak ditemukan di email merupakan trojan (64,9 persen), backdoor (8,3 persen), worm (8,4 persen), downloader (3,6 persen), dan lain-lain (13,8 persen).

Selain itu, Acronis mengaku jika jumlah varian baru malware ransomware memang mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan ransomware saat ini yang sudah berkomplot sehingga pekerjaan jahat ini dapat dilakukan dengan lebih mudah.

Selain itu, banyaknya kode ransomware lama yang digunakan kembali oleh komplotan yang lain.

Diketahui, salah satu komplotan penjahat siber The LockBit menggunakan kembali data ransomware yang bocor dari komplotan Conti dan merilis versi baru dari kode tersebut. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper