Starlink Elon Musk Perluas Layanan hingga ke Malaysia

Nuhansa Mikrefin Yoedo Putra
Jumat, 14 Juli 2023 | 20:09 WIB
Ilustrasi starlink
Ilustrasi starlink
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam proses penjajakan dengan miliarder Elon Musk mengenai potensi dari layanan komunikasi satelit SpaceX, yakni Starlink untuk Malaysia.

Dilansir dari Bloomberg pada Jumat (14/7/2023), Anwar mengatakan ingin memperluas jangkauan internet daerah pedesaan di Malaysia dengan memanfaatkan satelit LEO Starlink. 

“Saya menyambut baik minat dan keputusan perusahaan untuk berinvestasi di Malaysia, serta kesediaan Elon Musk untuk datang ke Malaysia,” kata Anwar seperti dikutip dari Bloomberg.

Sebelumnya, pada Agustus 2022 PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) mengungkapkan telah bekerja sama dengan SpaceX menghadirkan jaringan internet hingga ke pelosok.

Head of Digital Vertical Ecosystem Agriculture and Community Telkom Indonesia Hikmatullah Insan Purnama mengungkapkan kerja sama tersebut akan memperluas broadband milik Telkom.

Hal ini merupakan salah satu strategi pembangunan transformasi digital yang diusung perusahaan. 

“Kami berpikir supaya jaringannya ke pelosok. Telkom tadi disebut memiliki 4 kali keliling dunia fiber optik dan kami sekarang sedang mulai menggarap pelosok-pelosok, bekerja sama dengan Elon Musk [Starlink],” ujarnya dalam acara Bisnis Indonesia Goes to Campus di Institut Teknologi Bandung (ITB), Jawa Barat, Selasa (30/8/2022).

Untuk diketahui, Starlink merupakan bagian dari Space X yang menyediakan akses internet melalui jaringan satelit pribadi.

Setelah bertahun-tahun mengembangkan SpaceX dan mendapatkan hampir US$885,5 juta dana hibah dari Komisi Komunikasi Federal pada akhir tahun 2020 Starlink memulai langkah pertamanya di tahun 2021.

Pada bulan Januari 2021, Starlink meluncurkan 1.000 satelit ke orbit. Sampai dengan April 2022, saat ini Starlink telah meluncurkan lebih dari 2.000 satelit.

Starlink pun memakai konstelasi satelit low-earth (LEO) dengan jarak sekitar 550 km, di mana jangkauan ini termasuk kecil dibandingkan satelit lainnya.

Adapun, dikarenakan satelit Starlink berada di orbit rendah, waktu perjalanan data dari dan ke pengguna juga jauh lebih rendah daripada layanan internet satelit biasa. Sehingga latensi juga jauh lebih rendah di mana dapat memberikan internet lebih cepat dibanding provider satelit lainnya.

Menurut situs pelacak kecepatan internet Ookla, yang menganalisis kinerja internet satelit selama kuartal keempat tahun 2021, Starlink menawarkan kecepatan unduh melebihi 100Mbps di 15 negara berbeda tahun lalu, dengan kecepatan rata-rata di Q4 lebih tinggi dari Q3.

Di Amerika Serikat , Starlink menawarkan kecepatan unduh rata-rata sekitar 105Mbps dan kecepatan unggah rata-rata sekitar 12Mbps, yaitu sekitar lima atau enam kali lebih baik daripada rata-rata pesaing satelit Viasat dan HughesNet dan hanya sedikit dari rata-rata keseluruhan untuk seluruh jaringan nirkabel tetap. Saat ini pun Starlink menawarkan layanan di 32 negara di seluruh dunia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper