Jumlah Unikorn Kian Bertambah, Beri Gairah Pasar atau Tantangan Baru?

Akbar Evandio
Jumat, 23 Juli 2021 | 21:36 WIB
Ilustrasi startup/
Ilustrasi startup/
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) meyakini bertambahnya jumlah unikorn di Tanah Air selaras dengan meningkatnya optimisme pemodal untuk berinvestasi.

Bendahara Asosiasi Modal Ventura dan Startup Indonesia (Amvesindo) Edward Ismawan Chamdani mengatakan efek dari makin banyaknya jumlah unikorn ini tentunya akan membuat kondisi investasi ke perusahaan rintisan makin bergairah.

Namun, dia melanjutkan tingkat keberhasilan beberapa unikorn yang akan melantai ke bursa dan performa mereka di bursa publik akan menentukan arah ekosistem investasi perusahaan rintisan berikutnya, dalam arti apakah valuasi yang ditetapkan pada saat pra dan post IPO sesuai atau tidak.

“Jika sesuai maka iklim investasi startup dianggap berhasil, dan bahkan makin bergairah. Apabila tidak, bisa dianggap posisi bubble mungkin terjadi,” katanya, Jumat (23/7/2021).

Lebih lanjut, dia menjelaskan posisi bubble merupakan ekspektasi investor non-publik apabila pada keadaannya ternyata tidak sesuai dengan apresiasi kondisi di bursa setelah perusahaan rintisan melantai di bursa sehingga kemungkinan mendapatkan likuiditas dengan harga yang pantas tidak terjadi.

Kendati demikian, Edward mengatakan saat ini indikasi perusahaan non-publik (private) menggunakan matrik valuasi yang berbeda dengan perusahaan publik dan sering banyak dijalankan oleh besarnya potensi pasar dan pertumbuhannya.

“Jadi sah-sah saja bagaimana para modal ventura dan perusahaan rintisan tersebut mengatur jumlah dana yang dikumpulkan dan persetujuan valuasi di setiap roundnya ke depan,” katanya.

Edward meyakini perusahaan rintisan di bidang teknologi finansial, (tekfin/fintech), teknologi pendidikan (edutech) dan logistik termasuk sektor yang cukup mapan untuk menjadi unikorn selanjutnya.

Namun, dia mengatakan mendorong perusahaan ke lantai bursa tidak bisa dilakukan terburu-buru. Setidaknya, perlu untuk masuk jadi unikorn baru melantai di bursa. Hal ini untuk memudahkan mendapat perhatian para investor.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper