Layanan OTT Geser Industri Film Tanah Air

Rahmad Fauzan
Jumat, 12 April 2019 | 01:06 WIB
Ilustrasi film/Dribbble
Ilustrasi film/Dribbble
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Metranet, anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia yang bergerak di bidang monetisasi industri digital, menilai hadirnya platform nonton streaming Over the Top (OTT), menggeser dunia perfilman.

CEO Metranet Widi Nugroho mengatakan, dulu industri film berpaku pada rating tahunan. Adapun, dengan adanya layanan OTT, rating sebuah film bisa diketahui kapan saja. Selain itu, sebelum ada platform digital, dibutuhkan waktu 1 tahun untuk mendapatkan 1 juta pelanggan.

“Bukan berarti kita menjual idealisme. Sekarang era-nya multiscreen. Teknologi membuat nyaman pengguna, di mana kita bisa menonton film menyesuaikan dengan aktivitas sehari-hari,” ujar Widi di acara Telkom DIGISUMMIT 2019, Kamis (11/4).

Selanjutnya, Widi mengatakan meskipun layanan OTT sudah menjadi bagian dari industri film, tetapi masa depan industri film Indonesia tergantung kepada kreativitas pelaku bisnis.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Asosiasi Televisi Swasta Indonesia, Neil R. Tobing, mengatakan kehadiran layanan OTT tidak memengaruhi kepopuleran televisi.

Dia menjelaskan, penetrasi televisi di Indonesia lebih 200 juta pengguna dengan nilai market share masih di kisaran 60%.

“Hal terpenting bagi kami adalah bagaimana membuat tv relevan bagi masyarakat. Di Indonesia, butuh waktu lebih lama. Terutama, karena kondisi infrastruktur yang belum sempurna, dan kondisi geografi,” ujar Neil.

Menurutnya, dalam 10 tahun ke depan televisi masih akan bertahan di Indonesia. Televisi dinilai lebih efisien karena mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat dan diakses secara gratis.

Di sisi lain, produser film kenamaan Tanah Air, Nia Dinata, melihat platform layanan menonton digital atau OTT sebagai disrupsi baru bagi industri film Indonesia. 

Menurutnya, berbeda dari sinema konvensional, layanan OTT secara otomatis dapat melakukan proses kurator atas konten. Layanan OTT juga dapat membaca perilaku konsumen sehingga berguna untuk memetakan selera pasar.

Di tengah pergeseran industri sinema di Tanah Air dari yang konvensional ke OTT, ada beberapa hal yang perlu dijaga. Aktor senior Dian Sastrowardoyo mengatakan perubahan tersebut jangan sampai mengurangi kualitas sebuah karya film.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper