Antivirus melware timbulkan kontroversi

Gajah Kusumo
Rabu, 4 Januari 2012 | 19:51 WIB
Bagikan

JAKARTA: Pengembangan antivirus untuk memberantas malware belakangan membuahkan kontroversi. Ibarat memberangus api dengan menggunakan api dinilai bukan solusi yang tepat.Kontroversi bermula dari kebijakan Jepang yang mengembangkan virus dalam skala besar. Jepang terusik akibat maraknya pencurian data dokumen rahasia keamanan negara terhadap teknologi pengembangan pesawat tempur, kapal selam, dan pembangkit nuklir. Jepang makin gerah setelah peretas mampu membobol komputer sejumlah anggota parlemen.Kementerian Pertahanan Jepang akhirnya mendanai vendor teknologi Fujitsu mengembangkan virus komputer yang bisa mengidentifikasi dan melumpuhkan serangan berbasis Internet. Pemerintah Jepang bahkan sengaja menggelontorkan 178,5 juta yen atau setara US$2,3 juta demi berperang melawan ancaman cyber.Veteran periset anti-virus Vesselin Bontchev dalam makalahnya menyebutkan langkah tersebut tidak bijak karena tidak satupun esensi virus memberi manfaat. Menurutnya, pengembangan viral code untuk melawan infeksi malware hanya akan membuat situasi kian buruk.Virus ini akan memonitor dan menganalisa, sebelum mengidentifikasi sumber serangan. Selanjutnya, replikasi virus ini akan menutup akses dan melakukan serangan balik apabila mendeteksi gejala penyusupan.Menurut Bontchev, virus menggunakan sumber daya sistem komputer seperti disk space, memori, dan kinerja CPU. Pada momentum kritis, virus dapat menyebabkan efek samping tak terduga seperti duplikasi dokumen berlebihan atau bahkan merusak sistem.Pada dasarnya, sebut Bontchev, virus sulit dikontrol. Virus dapat menyebar secara acak dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Pengguna akan sulit memastikan virus tersebut tetap berada di satu sistem karena pergerakannya liar.Bontchev mengungkapkan karakter virus baik ini diciptakan untuk menyerang, bukan bertahan. Pengguna akan kesulitan melindungi virus “baik” dari software antivirus yang akan mendeteksinya sebagai ancaman seperti virus-virus lain.Menurut Bontvhev, persoalan yang harus paling dicermati adalah bugs. Semua program termasuk virus mengandung bug yang dapat memberikan konsekuensi yang tidak diinginkan sehingga berpotensi merusak sistem.“Program yang sudah matang sekalipun tidak pernah luput dari bug,”ungkapnya seperi dikutip Bloomberg. (sut)

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Gajah Kusumo
Editor : Sutarno
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper