Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

10 Komoditas Mengancam Stabilitas Inflasi Jatim

Bank Indonesia Jawa Timur mengindentifikasi nilai penting 10 komoditas tersebut berdasar data beberapa tahun ke belakang.
Grafik pergerakan harga komoditas pokok pangan di Jawa Timur yang perlu diantisipasi tren pergerakan harganya./Ist-Bank Indonesia.
Grafik pergerakan harga komoditas pokok pangan di Jawa Timur yang perlu diantisipasi tren pergerakan harganya./Ist-Bank Indonesia.

Bisnis.com, SURABAYA - Terdapat 10 komoditas yang perlu diperhatikan keseimbangan sisi pasokan dan permintaannya oleh pemerintah di Jawa Timur dalam rangka pengendalian pergerakan harga di pasar.

Bank Indonesia Jawa Timur mengindentifikasi nilai penting 10 komoditas tersebut berdasar data beberapa tahun ke belakang (time series). Komoditas volatil tersebut yaitu daging ayam ras, telur ayam ras, daging sapi, gula pasir, minyak goreng, cabai merah, cabai rawit, bawang merah, beras dan bawang putih.

Deputi Kepala BI Jatim, Muhammad Noor Nugroho, mengatakan pengendalian inflasi di Jawa Timur dalam suasana optimisme. Pasalnya, pada 2023 inflasi 2,92% menurun dibanding 2022 sebesar 6,62%. Namun demikian, capaian tersebut mengalami 'kejutan', pada Februari 2024 inflasi 0,49% lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya deflasi 0,1% (mtm).

"Penurunan inflasi pada 2023 merupakan prestasi yang sangat baik. Namun kita tidak boleh lengah, karena di awal 2024, angka inflasi indikasi sesuatu terjadi dan kita mesti aware," jelasnya dalam seminar bagian dari Jatim Talk - Road to East Java Economic (EJAVEC) 2024 di Surabaya, Selasa (26/3/2024).

BI mengklasifikasi komoditas, salah satunya berkategori harga sudah tinggi dan dalam tren/kencenderungan menaik. Komoditas dalam kategori ini yaitu daging ayam ras, telur ayam ras, dan daging sapi. Kemudian yang perlu diwaspadai level harga sudah tinggi walaupun termoderasi.

"Ini terlihat di beras. Beras ini agak spesifik karena lima tahun ke belakang, menjelang hari raya besar keagamaan beras bukan pendorong inflasi, tapi tahun ini beras menambah tekanan inflasi," jelas Noor Nugroho.

Otoritas juga mencatat ada komoditas yang potensial mendorong inflasi pada 2024 meski harga saat ini masih relatif stabil. Hanya saja secara historis barang volatil ini pernah mencapai level sangat tinggi pada masa lampau.

Dia mencontohkan minyak goreng, saat ini harga rendah tapi pada 2022 sempat menyentuh harga dua kali lipat. Adapula cabai rawit, bawang merah yang punya historis mencetak harga tinggi. "Jadi banyak komoditas pangan yang perlu diwaspadai dan dilakukan sesuatu agar akhir tahun inflasi tetap terkendali," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Miftahul Ulum
Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper