Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Beras Masih Jadi Penyumbang Terbesar Inflasi di Kota Malang

Penyumbang utama inflasi Kota Malang pada Februari 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,47%.
Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog. JIBI/Ni Luh Anggela.
Beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) Bulog. JIBI/Ni Luh Anggela.

Bisnis.com, MALANG—Beras masih menjadi penyumbang inflasi di Kota Malang pada Februari 2024 yang mencapai 0,50% secara mtm  dan yoy 2,61%.

Kepala BPS Kota Malang, Umar Sjaifudin, mengatakan penyumbang utama inflasi pada Februari 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil inflasi sebesar 0,47%. 

“Komoditas yang memberikan andil inflasi paling besar adalah beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, kentang, minyak goreng, udang basah, kontrak rumah, bayam, dan terong,” katanya, Jumat (1/3/2024).

Penyumbang utama inflasi yoy pada Februari 2024 adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan andil 1,88% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,23%.

Harga telur ayam ras pada Desember 2023 relatif lebih baik jika dibanding Desember 2022.  Kenaikan terjadi pada  Desember 2023, tetapi mengalami penurunan harga pada bulan Januari 2024 dan Kembali mengalami kenaikan pada Februari 2024.

Komoditas telur ayam ras, kata dia,  memberikan andil cukup tinggi terhadap inflasi periode Februari 2024.

Sedangkan harga bawang putih cenderung mulai meningkat pada November 2023 sd Januari 2024 terlihat juga masih tinggi. Namun demikian pada  Februari harga bawang putih mengalami penurunan.

“Secara YoY mulai Februari 2023 sd Februari 2024, komoditas Bawang putih mengalami 7 kali inflasi dan 6 kali deflasi. Hal ini terlihat mulai bulan Agustus 2023 sd November 2023 terus menerus mengalami deflasi,” ujarnya.

Namun, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Malang, Febrina, menilai tekanan inflasi Kota Malang pada Februari 2024 tetap terjaga di kisaran sasaran inflasi. Hal ini tidak terlepas dari koordinasi solid yang dilakukan TPID yang diwujudkan melalui sinergitas yang kolaboratif.

Implementasinya,  di antaranya, keterjangkauan harga yang diimplementasikan melalui Warung Tekan Inflasi di Kota Malang. 

Selanjutnya, dalam menyikapi lonjakan harga beras, Bulog Cabang Malang juga telah menambah stok 2.000 ton menjadi 8.500 ton, dan telah disalurkan melalui pasar tradisional, pengecer, dan grosir sebesar 1.424 per posisi 1 Maret 2024. 

Selain itu, telah dilaksanakan operasi pasar murah sebagai upaya menjaga ketersediaan pasokan menjelang bulan Ramadhan berupa penyaluran paket murah sembako sebanyak 9.500 paket yang akan didistribusikan ke 5 titik lokasi pada tanggal 20-26 Februari 2024.

Optimalisasi Perumda Tunas untuk menjaga pasokan pangan, antara lain dilakukan melalui kerja sama antardaerah (KAD) dengan Poktan Harapan Jaya I Probolinggo untuk komoditas bawang merah, dan Paskomnas  (Pasar Komoditas Nasional) untuk komoditas hortikultura. 

“Kedua MoU tersebut disepakati pada momentum Rakorpusda yang diselenggarakan oleh BI dalam rangka Pengendalian Inflasi wilayah Jawa  pada 27 Februari 2024,” katanya, Sabtu (2/3/2024).

Pemimpin daerah terjun langsung untuk menjaga ekspektasi masyarakat, pelaksanaan HLM TPID, dan pelaksanaan Capacity Building Kinerja TPID pada 15-16 February 2024.

Febrina menegaskan,  berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Kota Malang mengalami inflasi yang terjaga rendah yakni sebesar 0,50% (mtm), meskipun lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang tercatat mengalami deflasi sebesar -0,23% (mtm). 

Secara tahunan Kota Malang tercatat mengalami inflasi sebesar 2,64% (yoy) dan 0,27% (ytd). Dengan demikian, inflasi tahunan periode Februari 2024 di Kota Malang masih tetap terkendali di kisaran rentang sasaran inflasi.

Selanjutnya, inflasi periode Februari 2024 didorong terutama oleh kenaikan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau dengan andil 0,47% (mtm). Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terjadi pada kelompok transportasi dengan andil -0,01% (mtm).

Berdasarkan komoditasnya, inflasi yang terjadi di Kota Malang terutama didorong oleh kenaikan harga pada komoditas beras, cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras dan kentang masing-masing dengan andil 0,31%, 0,09%, 0,08%, 0,04%, dan 0,02% (mtm). 

Inflasi pada komoditas beras, kata dia, terjadi seiring menipisnya pasokan di tengah musim tanam. Harga cabai merah juga terpantau mengalami peningkatan akibat intensitas hujan yang cukup tinggi.  

Adapun pengaruh dari harga pakan (jagung dan konsentrat) yang melonjak tinggi serta adanya afkir dini terhadap ayam petelur yang dinilai sudah tidak produktif menyebabkan terjadinya peningkatan harga telur dan daging ayam ras.

Inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi yang terutama terjadi pada komoditas pisang, bawang merah, cabai rawit, jeruk dan angkutan udara masing-masing dengan andil -0,05%, -0,04%-0,02%, -0,01% dan -0,01% (mtm). 

Penurunan harga pada komoditas pisang, bawang merah, cabai rawit dan jeruk terjadi seiring pasokan yang terjaga.(K24)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Choirul Anam
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper