Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah Pengaruhi Nilai Ekspor Sumbar, Ini Penjelasan Bank Indonesia

Melemahnya mata uang rupiah pada Rabu (17/4) yang tembus capai Rp16.220 per dolar AS turut mempengaruhi nilai ekspor di Provinsi Sumatra Barat.
Buruh mengumpulkan hasil sadapan getah karet/Bisnis
Buruh mengumpulkan hasil sadapan getah karet/Bisnis

Bisnis.com, PADANG - Bank Indonesia menyebutkan melemahnya mata uang rupiah pada Rabu (17/4) yang tembus capai Rp16.220 per dolar AS turut mempengaruhi nilai ekspor di Provinsi Sumatra Barat.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sumbar Endang Kurnia Saputra mengatakan melemahnya mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat memberikan dampak besar pada penguatan nilai ekspor di Sumbar.

"Dolar terus menguat, tapi tidak semuanya berdampak buruk pada perekonomian Sumbar. Seperti nilai ekspor, akan naik pula nilainya," kata dia, Rabu (17/4/2024).

Pria yang akrab disapa Adang ini menyampaikan melemahnya rupiah terhadap dolar justru akan memberikan dampak besar yakni pada peningkatan pada nilai ekspor Sumbar, yang sempat melemah pada 2023 lalu.

Dimana ekspor Sumbar umumnya ditopang oleh komoditas sawit atau CPO dan turunannya serta komoditas karet dan produk turunan dari karet. Artinya akan memberikan dampak positif, karena nilai ekspor meningkat.

"Beda bila bicara impor. Saat rupiah melemah ini, bila melakukan impor, hal ini jelas berdampak kurang baik," ujarnya.

Adang melihat Sumbar saat ini kebetulan ekspornya akan memulih dan lebih pulih lagi pada tahun 2024 ini, khususnya sawit. 

Menurutnya menguatnya dolar, justru dampaknya untuk Sumbar, karena ada set offnya atau lebih terbatas pelemahan rupiahnya.

"Jadi ekspornya bertumbuh dan justru pendapatan dari pada eksportir di Sumbar ini lebih baik," sebutnya.

Dia juga menilai memanasnya konflik antara Iran dan Israel belakangan ini, juga tidak berpengaruh besar pada ekspor Sumbar.

Hal ini dikarenakan, sambung Adang, 76% ekspor asal Ranah Minang lebih banyak ke negara-negara di Asia Selatan, salah satunya seperti Pakistan, Bangladesh dan India.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper