Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catatan OJK Soal Kinerja Sektor Jasa Keuangan Sumut

OJK mencatat pertumbuhan yang cukup positif di sektor industri jasa keuangan Sumut di tengah tren pelemahan ekonomi dan tingkat inflasi global yang tinggi.
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai merapikan uang Rupiah di kantor cabang BNI, Jakarta, Rabu (28/9/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, Brastagi - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Sumatra Utara mencatat pertumbuhan yang cukup positif di sektor industri jasa keuangan Sumut di tengah tren pelemahan ekonomi dan tingkat inflasi global yang tinggi.

Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan 2 OJK Sumut Anton Purba mengatakan secara umum, sektor jasa keuangan Sumut hingga Oktober 2023 terbilang cukup stabil.

"Stabilitas sektor jasa keuangan Sumatra Utara memperlihatkan perkembangan yang baik. Kami harap hal ini akan mendorong pemulihan ekonomi provinsi, khususnya pada kinerja intermediasi perbankan yang secara stabil bertumbuh positif," ujar Anton di Brastagi, Kamis (7/12/2023). 

Anton mengatakan, sektor perbankan di Sumut menunjukkan stabilitas yang konsisten dengan modal kokoh dan likuiditas yang memadai. Kendati peran intermediasi sektor ini sempat sedikit terbatas, namun mulai menunjukkan peningkatan.

Dipaparkan Anton, rasio antara Alat Likuid dan Deposito Non-Core (AL/NCD) serta Alat Likuid dan Dana Pihak Ketiga (AL/DPK) mengalami peningkatan per Oktober 2023 bila dibanding bulan sebelumnya, yakni masing-masing menjadi 107,79% dan 22,57%.

"Ini jauh melampaui ambang batas yang ditentukan, yakni sebesar 50% dan 10% dan ini menandakan tingkat kesiapan yang sangat baik untuk mengatasi kebutuhan transaksi masyarakat di Sumatra Utara," terangnya.

Lebih lanjut Anton mengatakan, rasio Capital Adequacy Ratio (CAR) bank umum dan BPR/BPRS yang berada di level 28,18% dan 27,30% per Oktober 2023 juga menunjukkan solidnya ketahanan modal. Situasi ini mengindikasikan bahwa jumlah modal perbankan masih mencukupi dalam menghadapi risiko potensial.

Terkait kredit sektor jasa keuangan, Anton menjelaskan, juga tercatat dalam level yang aman. Rasio non performing loan (NPL) gross perbankan periode Oktober 2023 sebesar 2,03% dengan non performing financing (NPF) perusahaan pembiayaan sebesar 2,08%. Lalu, NPF perusahaan modal ventura sebesar 13,43%, yang disebabkan oleh jenis investasi berisiko tinggi.

"Kalau dari sisi pertumbuhan, sektor perbankan Sumatra Utara pada Oktober 2023 mencatatkan pertumbuhan yang positif. Total aset tercatat sebesar Rp333,06 triliun dengan pertumbuhan sebesar 3,02% yoy. Penghimpunan dana pihak ketiga juga bertumbuh sebesar 2,54% yoy menjadi Rp311,62 triliun," pungkasnya.

Sumut sendiri saat ini memiliki ratusan sektor jasa keuangan yang terdiri dari 109 entitas perbankan, 84 entitas pasar modal, dan 180 entitas IKNB (Industri Keuangan Non Bank). (K68)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Delfi Rismayeti
Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper