Bisnis.com, BATAM - Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) mencatatkan surplus neraca perdagangan semester I (Januari-Juni) 2023 sebesar US$350,62 juta. Penyebabnya karena nilai ekspor lebih tinggi dibanding impor.
"Sepanjang Januari-Juni 2023, ekspor kepri sebesar US$9,67 miliar. Sedangkan impornya sebesar US$9,33 miliar. Ekspor Kepri sendiri naik sebesar 0,72 persen dibanding semester I 2022," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kepri Darwis Sitorus, Senin (24/7/2023).
Kenaikan ekspor karena kenaikan ekspor kumulatif sektor nonmigas sebesar 4,69 persen. Komoditas terbesar yakni golongan barang/mesin peralatan listrik (HS 85) sebesar US$4,08 miliar, dengan peranannya terhadap total ekspor keseluruhan Kepri sebesar 53,52 persen.
"Negara tujuan ekspor terbesar yakni Singapura yang mencapai US$2,30 miliar, dengan kontribusi 30,21 persen dari total ekspor nonmigas Januari-Juni 2023. Lalu Amerika dengan nilai US$1,95 miliar, dengan peran sebesar 25,60 persen," tuturnya.
Sementara itu negara lain yakni China, Qatar, Jepang, Inggris, India, Prancis, Jerman dan Australia.
Selanjutnya, total nilai impor selama Januari-Juni 2023 di Kepri mencapai US$9,33 miliar. Angka tersebut mencerminkan kenaikan sebesar 14,51 persen dibanding impor periode Januari-Juni 2022 yang sebesar US$8,15 miliar.
Golongan barang impor sektor nonmigas di Kepri yang memiliki nilai terbesar selama Januari-Juni 2023 adalah mesin/peralatan listrik (HS 85), yaitu sebesar US$3,17 miliar atau 41,38 persen dari total impor nonmigas.
"Pada impor migas, komoditi impor terbesar di Kepri selama Januari-Juni 2023 adalah hasil minyak dengan nilai impor mencapai US$1,33 miliar dan memiliki peran 14,23 persen dari total nilai impor," ujarnya.
Darwis menambahkan Impor nonmigas terbesar Kepri selama Januari-Juni 2023, yaitu dari China mencapai US$2,30 miliar dengan peranan sebesar 30,04 persen. Impor dari China pada periode ini mengalami kenaikan 17,49 persen dibanding keadaan Januari-Juni 2022.(K65)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel