Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

DKP Sumbar Ungkap Sejumlah Persoalan Ancaman Populasi Ikan Bilih Singkarak

DKP Provinsi Sumatra Barat mengungkapkan ada sejumlah persoalan yang mengancam populasi ikan bilih yang ada di Danau Singkarak, Kabupaten Solok.
Ikan bilih/Bisnis
Ikan bilih/Bisnis

Bisnis.com, PADANG - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Sumatra Barat mengungkapkan ada sejumlah persoalan yang mengancam populasi ikan bilih yang ada di Danau Singkarak, Kabupaten Solok.

Kepala Bidang Tangkap DKP Sumbar Sandy Waldi mengatakan populasi ikan bilih turut menjadi salah satu perhatian DKP untuk diselamatkan seiring munculnya sejumlah ancaman. Apalagi ikan bilih ini merupakan ikan endemik Singkarak.

"Selain ada nelayan bagan yang menangkap ikan bilih di Danau Singkarak yang selama ini sangat meresahkan, ternyata ancaman lainnya yakni soal dampak lingkungan," katanya ketika dihubungi Bisnis di Padang, Senin (24/7/2023).

Dia menyampaikan untuk persoalan nelayan bagan, cara tangkap dan alat yang digunakan dapat merusak populasi ikan bilihnya, karena dari mata jaring yang digunakan, turut membawa anak-anak bilih. Hal tersebut jelas dapat mengancam perkembangan ikan bilih di Danau Singkarak.

Menurutnya untuk nelayan bagan tersebut telah lama menjadi perhatian serius pemerintah dengan cara melakukan penertiban dan hingga melarang keberadaan nelayan bagan di Danau Singkarak tersebut.

"Untuk persoalan nelayan bagan ini, telah kita ambil tindakan penertiban bersama pihak penegak hukum lainnya. Upaya tersebut akan tetap kita jalani hingga sekarang, supaya tidak ada lagi aktivitas nelayan bagan di sana," tegasnya.

Dia mengaku bahwa aktivitas penangkapan ikan bilih tetap ada di Danau Singkarak, namun hal itu dilakukan oleh nelayan tradisional. Namun aktivitas yang dilakukan nelayan tradisional tersebut tidak mengancam populasi ikan bilih, karena mata jaring yang digunakan tidak turut menangkap anak-anak ikan bilih nya.

"Kalau nelayan tradisional, ikan yang berukuran layak tangkap saja. Sementara yang kecil-kecilnya itu atau anak-anaknya tidak ikut ditangkap. Nah, demikian tidak merusakan populasi," sebutnya.

Selain ancaman nelayan bagan, Sandy mengatakan, persoalan lingkungan juga turut mengancam keberadaan ikan bilih di Danau Singkarak.

"Masyarakat ada yang melapor ke kita bahwa pernah terjadi kematian ikan bilih yang cukup banyak di Danau Singkarak itu," ucap dia.

Dikatakannya masyarakat menduga penyebab matinya ikan bilih itu akibat mulai buruknya kualitas air di Danau Singkarak, seperti adanya endapan sisa pakan ikan akibat keramba jaring apung, sampah yang mulai banyak di tepi danau, serta adanya ancaman dari kondisi di danau.

"Kita juga ada menerima laporan dari masyarakat bahwa aktivitas PLTA Singkarak juga turut mengancam ikan bilih melalui radiasi dari PLTA itu. Cuma kita belum terima itu secara mentah, butuh kajian dulu, dan data-data yang benar. Jadi itu baru laporan," tegasnya.

Bicara soal dampak lingkungan, Sandy menyebutkan memang ada sejumlah titik yang terlihat ada sampah di tepi Danau Singkarak tersebut. Persoalan itu, telah disosialisasikan melalui pemerintah kabupaten, agar mengimbau kepada masyarakat untuk tidak lagi membuang segala bentuk sampah ke dalam danau.

Sementara untuk persoalan adanya pencemaran sisa pakan ikan, saat ini DKP Sumbar berupaya melakukan koordinasi dengan pemerintah kabupaten, agar memastikan betul, apakah betul sisa pakan ikan yang ada di dasar danau itu, menyebabkan ikan bilih mati secara massal.

"Pernah terjadi ikan bilih di Danau Singkarak tersebut mati secara massal, cuma kita tidak punya data soal itu. Kondisi itu dilaporkan terjadi pada tahun lalu, kalau tahun ini belum ada terjadi ikan bilih mati secara massal," sebut Sandy.

Untuk itu, dia berharap kepada masyarakat untuk tidak lagi membuang sampah ke Danau Singkarak. Karena jika ancaman lingkungan ini tidak diatasi sejak sekarang, tidak hanya ikan bilih menjadi terganggu populasinya, tapi ikan-ikan lainnya yang ada di Danau Singkarak sewaktu-waktu bakal bisa menjadi ancaman dari dampak lingkungan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper