Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sumut Dilanda Gelombang Inflasi Tinggi, Tercatat 0,71 Persen pada Maret 2022

Lima kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Sumatra Utara kompak mengalami inflasi pada Maret 2022.
Ilustrasi/Bisnis
Ilustrasi/Bisnis

Bisnis.com, MEDAN - Lima kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Provinsi Sumatra Utara kompak mengalami inflasi pada Maret 2022.

Kelimanya yakni Kota Sibolga dengan inflasi sebesar 0,93 persen, Kota Pematangsiantar sebesar 0,77 persen, Kota Medan sebesar 0,68 persen, Kota Padangsidimpuan sebesar 1,11 persen dan Gunung Sitoli sebesar 0,39 persen.

Dengan demikian, gabungan kelimanya membuat Sumatra Utara mengalami inflasi sebesar 0,71 persen pada Maret 2022.

"Jadi inflasi pada Bulan Maret untuk Sumatra Utara yang kami monitor dari pasar di lima kota IHK, itu inflasi kita tercatat sebesar 0,71 persen," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatra Utara Nurul Hasanudin, Jumat (1/4/2022).

Secara tahun kalender atau Maret 2022 terhadap Desember 2021, inflasi di Sumatra Utara tercatat 1,54 persen. Sedangkan secara year on year (yoy) atau Maret 2022 terhadap Maret 2021, inflasinya tercatat 3,26 persen.

Menurut Nurul, inflasi sebesar 0,71 persen yang dialami Sumatra Utara pada Maret 2022 lalu memang terbilang tinggi jika dibandingkan inflasi nasional sebesar 0,66 persen.

"Tentunya inflasi ini cukup tinggi kalau tadi melihat di nasional tercatat 0,66 persen. Tentu dinamika saat ini pergerakannya, global maupun nasional, terkait harga-harga komoditas memang mengindikasikan naik," kata Nurul.

Berdasar pantauan BPS, inflasi terjadi karena kenaikan harga yang terlihat dari sebagian besar indeks kelompok pengeluaran.

Kelompok pertama adalah makanan, minuman, dan tembakau yang naik sebesar 1,47 persen. Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,07 persen, lalu kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,07 persen.

Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga juga naik sebesar 0,66 persen. Kemudian kelompok kesehatan sebesar 0,13 persen, kelompok transportasi sebesar 0,34 persen dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.

Selanjutnya adalah kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya yang naik sebesar 0,42 persen, lalu kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,33 persen, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 1,74 persen.

Adapun kelompok yang tidak mengalami perubahan sama sekali adalah kelompok pendidikan.

Masih berdasar data BPS, komoditas utama penyumbang inflasi selama Maret 2022 antara lain, cabai merah, bawang merah, emas perhiasan, beras, tomat, sawi hijau, dan wafer.

Menurut pengamat ekonomi asal Universitas Islam Sumatra Utara Gunawan Benjamin, inflasi sebesar 0,71 persen yang dialami Sumatra Utara pada Maret 2022 terbilang sangat tinggi.

Lebih dari itu, Gunawan juga memperkirakan laju inflasi akan lebih tinggi pada April 2022.

"Ini ancaman serius yang perlu penanganan ekstra. Ramadan ini, pekerjaan rumah Tim Pengendali Inflasi Daerah maupun pemerintah daerah pada umumnya menumpuk. Sidak dibutuhkan secara terus-menerus untuk memantau perkembangan harga," kata Gunawan.

Menurut Gunawan, sejumlah harga komoditas meningkat beberapa hari jelang Ramadan tahun ini.

Di antaranya daging ayam ras, daging sapi dan cabai merah. Untuk daging ayam ras harganya naik sebesar Rp2.000 per kilogram menjadi paling mahal Rp34.000 per kilogram.

Sedangkan untuk daging sapi harga termahal dijual Rp140.000 per kilogram. Terjadi kenaikan sekitar Rp5.000 per kilogram.

Begitu juga dengan harga cabai merah yang naik Rp2.000-Rp5.000 per kilogram. Sejauh ini, komoditas cabai merah dijual seharga Rp35.000-Rp40.000 per kilogram.

"Pemicu kenaikan harga komoditas tersebut lebih banyak didorong oleh sisi permintaan yang tinggi," kata Gunawan.

Menurut Gunawan, harga komoditas-komoditas itu berpotensi terus meningkat dalam beberapa waktu ke depan. Hal ini tak lepas dari kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) nonsubsidi.

"Kenaikan harga tersebut berpeluang memicu naiknya sejumlah kebutuhan pangan masyarakat di Bulan April ini," kata Gunawan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper