Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konsumsi Listrik di Sumbar Naik

PT Perusahaan Listrik Nasional (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatra Barat mencatat konsumsi listrik di daerah wilayah itu terpantau naik hingga bulan Agustus 2021.
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara

Bisnis.com, PADANG - PT Perusahaan Listrik Nasional (Persero) Unit Induk Wilayah (UIW) Sumatra Barat mencatat konsumsi listrik di daerah wilayah itu terpantau naik hingga bulan Agustus 2021.

Manager Komunikasi dan TJSL PLN UIW Sumbar Afriman mengatakan adanya kenaikan konsumsi listrik itu seiring membaiknya ekonomi. Berbeda pada kondisi awal tahun, memang sejumlah pelanggan dari sektor rumah tangga, bisnis, industri, pemerintah, sosial, dan layanan khusus, mengalami penurunan.

Seperti yang terlihat untuk tarif sosial, pada Januari 2021 itu konsumsi listrik 13.450.943 kWh, dan memasuki Februari 2021 mulai naik menjadi 26.630.873 kWh, Maret 40.813.685 kWh, April 54.900.794 kWh, Mei 68.999.551 kWh, Juni 82.970.231 kWh, Juli 96.587.552 kWh, dan Agustus itu naik menjadi 110.455.789 kWh.

"Jadi hanya tarif rumah tangga yang terdampak adanya pandemi, karena banyak yang work from home (WFH). Sehingga konsumsi listrik lebih besar dari tarif lainnya," katanya ketika dihubungi Bisnis di Padang, Rabu (15/9/2021).

Untuk tarif rumah tangga ini dapat dilihat pada kondisi di awal tahun 2021 sebesar 171.743.394 kWh. Kondisi ini terus naik dan hal itu dapat terlihat pada Februari 2021 naik jadi 307.873.644 kWh. Maret 432.515.129 kWh, April 566.959.462 kWh, Mei 742.257.141 kWh, Juni 896.441.825 kWh, Juli 1.040.735.315 kWh, dan Agustus terus naik menjadi 1.186.366.525 kWh.

Lalu untuk tarif bisnis, di awal tahun 2021 itu juga terpantau cukup rendah yakni 45.960.584 kWh. Di Februari 2021 juga mulai terlihat naik menjadi 89.077.024 kWh, Maret 135.684.105 kWh, April 181.296.638 kWh, Mei 228.048.299 kWh, Juni 275.190.378 kWh, Juli 321.125.326 kWh, dan Agustus naik jadi 367.700.813 kWh.

Begitu juga untuk tarif industri, terlihat cukup rendah di awal tahun 2021 itu yakni 82.339.685 kWh, dan di Februari 2021 langsung naik menjadi 150.941.205 kWh, Maret 236.225.484 kWh, April 309.699.243 kWh, Mei 386.295.264 kWh, Juni 458.545.445 kWh, Juli 534.599.466 kWh, dan di Agustus 2021 naik jadi 612.061.357 kWh.

Sedangkan untuk tarif pemerintah, di awal tahun 2021 itu konsumsi listrik 14.473.131 kWh, dan naik di Februari 2021 jadi 28.555.425 kWh, Maret 43.257.405 kWh, April 57.563.795 kWh, Mei 71.752.460 kWh, Juni 86.432.737 kWh, Juli 101.359.916 kWh, dan di Agustus naik 115.813.292 kWh.

Lanjut untuk tarif layanan khusus, di awal tahun 2021 itu konsumsi listrik 616.482 kWh, Februari langsung naik melesat jadi 1.146.021 kWh, Maret 2.144.093 kWh, April 2.580.895 kWh, Mei 3.727.115 kWh, Juni 4.490.185 kWh, Juli 5.097.641 kWh, dan Agustus 2021 kembali naik jadi 5.769.422 kWh.

Afriman menyebutkan dari data itu terlihat konsumsi listrik bagi industri yang terbilang cukup turun. Hal ini dikarenakan pelaku industri terdampak adanya pandemi Covid-19.

"Untuk industri dan bisnis sebenarnya yang turun konsumsi listriknya di awal-awal tahun, dan itu karena terdampak pandemi. Tapi terlihat pada Maret sudah membaik lagi, dan ini dikarenakan ekonomi pun kembali membaik," ujarnya.

Dia menjelaskan adapun industri yang paling banyak turun itu adalah pemakaiannya dari industri di PT Semen Padang, karena produksi juga berdampak adanya pandemi Covid-19. Sedangkan untuk tarif Bisnis yang terdiri dari perdagangan dan perhotelan, juga berdampak adanya pandemi.

"Jadi pandemi ini memang berdampak langsung kepada pelaku industri dan bisnis di Sumbar terhadap konsumsi listriknya," tegas dia.

Namun khusus untuk kondisi di bulan Maret 2021 itu yang terlihat mulai membaik, karena penanganan Covid-19 yang sudah lebih baik, dan sudah mulai menggeliatnya ekonomi di Sumbar.

Sehingga membuat aktifnya beberapa pelanggan industri dan bisnis. Sehingga berdampak positif terhadap penambahan kWh.

Dia pun optimis, hingga penutupan tahun 2021 ini, konsumsi listrik akan terus naik. Hal ini didasari dari telah adanya vaksinasi yang telah menjangkau banyak masyarakat maupun pelaku usaha.

"Karena sudah divaksin semua maka geliat perekonomian akan bangkit dan tentu saja berimbas pada peningkatan konsumsi listrik," sebutnya.

Dengan adanya kondisi itu, turut memberikan kabar baik terhadap tunggakan listrik. Afriman mengatakan karena dari total pelanggan PLN UIN Sumbar per Juni 2021 atau pada Semester I 2021 adanya sebanyak 1.517.137 pelanggan.

"Jadi memang akan berbanding lurus, jika pemakaian naik, maka risiko pelanggan menunggak juga naik," ucapnya.

Dari data tunggakan PLN UIW Sumbar tahun 2021, dapat terlihat bahwa dari bulan ke bulan itu tunggakan terus menurun.

Mulai dari Januari tunggakannya itu mencapai Rp 20,1 miliar lebih. Lalu turun di Februari jadi Rp 9,2 miliar lebih, dan terus turun di bulan Maret Rp 3,7 miliar, April Rp 4,067 miliar lebih, Mei Rp 5,4 miliar lebih, Juni Rp 853.710.487, Juli Rp 6,1 miliar lebih, dan hingga Agustus kembali turun jadi Rp 3,2 miliar lebih.

"Karena piutang listrik sumber pendapatan utama PLN, maka PLN giat melakukan sosialisasi dan melakukan penertiban bagi pelanggan yang belum melaksanakan kewajibannya yaitu membayar tagihan listrik," ucap Afriman. (k56)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Noli Hendra
Editor : Ajijah

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper