Bisnis.com, MEDAN - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Sumatra Utara menyebut tak terjadi penarikan uang tunai secara mendadak dalam jumlah besar yang terkait stabilitas dan praktik politik uang.
Andiwiana Septonarwanto, Direktur Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumut, mengatakan di tahun ini pada periode jelang Pemilu, terdapat selisih setoran dan penarikan sebesar Rp22,28 miliar. Dengan jumlah penarikan sebesar Rp2,42 triliun dan setoran Rp2,39 triliun pada periode 1 April hingga 15 April 2019.
Adapun, pada periode Pemilu 2014, selisih setoran dan penarikan atau netflow sebesar Rp751,29 miliar dengan penarikan sebesar Rp1,48 triliun dan setoran sebesar Rp736,74 miliar pada 23 Juni hingga 8 Juli 2018. Menurutnya, netflow di periode kali ini tergolong lebih rendah karena pada periode tersebut berada di momentum saat tingkat belanja masyarakat tinggi.
Sebagai contoh, pengeluaran biaya rutin akhir bulan, seperti gaji dan pajak serta pengeluaran untuk belanja pemerintah yang mulai meningkat. Di sisi lain, tren yang sama tak terlihat pada periode kali ini yang masihberada di kuartal I/2019.
"Waktu Pemilu 2014 itu ada di periode 8 Juli hingga dua minggu terakhir nya itu juga mencakup transaksi akhir bulan," ujarnya, Selasa (16/4/2019).
Menurutnya, dari sisi nominal uangnya, Rp100.000 menjadi yang paling tinggi frekuensinya. Kendati lebih rendah dari sisi nominal penarikan di tahun ini, dia menyebut sebaiknya mempersiapkan kebutuhan uang tunai untuk memenuhi kebutuhan pascapemilu.
"Setelah, pascapemilu itu yang penting. Kami udah bilang sama orang bahwa kalau dibutuhkan, ambil uang di atas [kebutuhan] bulan normalnya," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel