Bisnis.com, BANDA ACEH – Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Indrapuri, Aceh Besar, Suryanidar mengatakan produksi gabah di wilayah setempat menurun dari rata-rata 9 ton menjadi 3 ton per hektare.
"Produksi gabah di Indrapuri, Aceh Besar, tahun lalu 9 ton per hektare dan sekarang turun menjadi 3 ton per hektare karena petani setempat sangat sulit memperoleh pupuk," kata Suryanidar seusai memanen padi perdana di sawah Indrapuri, Aceh Besar, Sabtu (30/3/2019).
Panen perdana gabah tersebut dibantu anggota Bintara Pembina Desa (Babinsa) Kodam Iskandar Muda Aceh dan personil Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkamtibmas) Polda Aceh.
Dia menyebutkan biasanya produksi gabah berkisar 8 ton hingga 9 ton per hektare. Namun, periode ini produksi gabah menurun drastis disebabkan kelangkaan pupuk. Hal ini tentu sangat merugikan masyarakat tani.
Suryanidar menjelaskan sejumlah petani padi di Indrapuri dan sekitarnya sangat sulit mendapatkan pupuk jenis Urea, SP-36, KCL dan pupuk ZA. "Jika salah satu pupuk itu tidak digunakan untuk padi, maka berdampak pada hasil produksi," ujarnya.
Salah seorang petani, Jamaluddin, yang ikut memotong padi di sawah Indrapuri, juga mengaku masyarakat tani sangat sulit mendapatkan pupuk.
"Sering kali pupuk langka dan saya hanya menaburkan pupuk Urea dan SP-36. Pupuk KCL waktu itu tidak ada di pasar," tuturnya.
Lebih lanjut petani tradisional tersebut berharap pemerintah menyediakan pupuk yang cukup agar masyarakat tani merugikan dan produksi gabah pun mencapai target.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel