Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Berkelit dari Tiket Mahal: Menumpang dan Cari Promo Tiket Pesawat

Menyiasati Tingginya Harga Tiket Domestik Tingginya harga tiket pesawat rute domestik di awal tahun dikhawatirkan bakal berlanjut dan berdampak pada kenaikan yang lebih tinggi pada musim mudik. Si burung besi akhirnya harus dikesampingkan terlebih dahulu karena harganya yang tak lagi ramah dompet. Meskipun, belum lama beredar kabar harga tiket pesawat domestik akan diatur ulang pascapenurunan harga avtur.
Petugas layanan check-in penumpang beraktivitas di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara, Rabu (13/2/2019)./ANTARA FOTO-Septianda Perdana
Petugas layanan check-in penumpang beraktivitas di Bandara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara, Rabu (13/2/2019)./ANTARA FOTO-Septianda Perdana

Bisnis.com, MEDAN - Tingginya harga tiket pesawat rute domestik di awal tahun dikhawatirkan bakal berlanjut dan berdampak pada kenaikan yang lebih tinggi pada musim mudik. Si burung besi akhirnya harus dikesampingkan terlebih dahulu karena harganya yang tak lagi ramah dompet. Meskipun, belum lama beredar kabar harga tiket pesawat domestik akan diatur ulang pascapenurunan harga avtur.  

Ariana Arifin, seorang wiraswasta berusia 32 tahun akhirnya memilih untuk mudik bersama temannya dengan menempuh jalur darat dari Medan ke Padang. Sebelumnya, dia telah mengecek harga tiket Medan-Padang dan Padang-Medan untuk mudik tahun ini. Harganya di kisaran Rp2,4 juta hingga Rp2,8 juta pertiket untuk dua rute itu. 

Harga ini, telah mengalami kenaikan 44% dibandingkan dengan tiket periode mudik di tahun lalu yakni Rp1,8 juta untuk menuju dan kembali dari kampung halaman. Padahal, untuk periode normal, harga tiket Medan-Padang dan sebaliknya hanya Rp400.000 perperjalanan. 

"Kalau dulu Rp1,8 juta PP (pergi-pulang. Kemarin cek harga, udah Rp2,4 juta sampai Rp2,8 juta. Makanya mau numpang, mudik bareng teman aja," ujarnya. 

Dia pun rela menghabiskan waktu lebih lama di jalan. Bila menggunakan pesawat, waktu di perjalanan kurang lebih 1 jam sementara untuk perjalanan darat lebih dari 12 jam. Menurutnya, dengan menumpang, dia hanya mengeluarkan biaya Rp500.000. Sisa uang bisa digunakan untuk berlebaran di kampung halaman. 

"Mudik bareng teman Rp500.000 untuk bensinnya. Kan sayang kalau uangnya dipakai untuk beli tiket pesawat. Mendingan lebihnya buat kasih angpao," katanya. 

Sementara itu, Rio Indrawan, karyawan swasta, 29 tahun masih menantikan promosi tiket pesawat yang biasanya muncul pada Maret dan April. Dia berencana akan berpelesir ke Jambi dengan menggunakan pesawat dari Jakarta ke Padang karena harga tiketnya sudah mencapai Rp2 juta perperjalanan. 

 
"Masih nunggu promo-promo dulu nih," katanya. 

Di sisi lain, tingginya harga tiket pesawat rute domestik tak berpengaruh terhadap hasrat berpelesir. Bagaimana tidak, tiket pesawat termurah bisa didapatkan dengan harga Rp600.000 bahkan lebih murah daripada tiket Medan ke Banda Aceh yang bisa mencapai Rp1,4 juta untuk keberangkatan dan kepulangan. Kondisi saat ini, bisa dibilang lebih baik dari peribahasa tak ada rotan, akar pun jadi. 

Susanna Lubis, pemilik Sann Holiday, penyedia jasa perjalanan menyebut lokasi Medan di antara Singapura dan Malaysia ini sangat strategis. Tingginya harga tiket pesawat domestik tak menyurutkan minat wisata. Kenyataannya, Kuala Lumpur dan Singapura menjadi tujuan terlaris pilihan konsumennya. Terlebih, jelang libur Lebaran dan tahun ajaran baru, biasanya penjualan paket wisata outbound justru lebih menarik bagi konsumen.  

Dia mengakui minat konsumen berpelesir di Tanah Air memang redup. Namun, hal itu tak menyurutkan geliat pelaku usaha jasa perjalanan yang justru terus tumbuh. Bahkan, setelah kemunculan agen perjalanan daring bisnis jasa perjalanan masih menarik. 

"Kebanyakan reseller saya dari konsumen yang pernah saya bawa. Setiap kali ada tur, makin bertambah lah reseller saya. Tingginya harga tiket pesawat domestik dan posisi Kota Medan yang tidak jauh dari Malaysia dan Singapura mengakibatkan peminat luar negeri lebih tinggi dibandingkan dengan domestik," katanya. 

Hal itu diakui pula oleh Ketua ASITA Sumatra Utara Solahuddin Nasution mengatakan naiknya harga tiket pesawat rute domestik membuat wisatawan nusantara memilih untuk berpelesir ke luar negeri. Adapun, negara yang menjadi pilihan seperti Malaysia dan Thailand. 

Dia menyebut kenaikan permintaan paket wisata untuk kedua negara ini menyentuh 20% dibandingkan periode normal saat harga tiket pesawat rute domestik belum naik. 

Di sisi lain, mahalnya tiket pesawat rute domestik juga menyebabkan pembatalan perjalanan di dalam negeri. Dia berujar setidaknya terdapat 40% paket perjalanan dibatalkan dari total paket perjalanan yang terjual. 

Oleh karena itu, dia menyebut harga tiket pesawat rute domestik yang menekan bisnis jasa perjalanan. Meskipun kemunculan agen perjalanan daring sempat menggeser bisnis penjualan tiket, menurutnya, usaha penyediaan paket wisata masih menarik. Hanya saja, saat ini pasar belum bisa menerima harga tiket pesawat rute domestik yang lebih tinggi. 

“Pembatalan permintaan tour dalam negeri sekitar 40%,” katanya.

Wacana penurunan harga tiket pesawat domestik telah berembus sejak awal Januari 2019. Sayangnya, hingga kini belum terlihat penurunan harga tiket pesawat rute domestik. Tak heran bila untuk mudik dan pemenuhan kebutuhan pelesir harus disesuaikan dengan tingginya harga tiket pesawat demi bertemu keluarga dan memenuhi hasrat rekreasi tanpa menguras dompet.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper