Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Keyakinan Konsumen Jawa Tengah di Atas Level Optimistis

BI Mencatat, optimisme konsumen terhadap ekonomi Jawa Tengah selaras dengan kondisi secara nasional.
Lanskap Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah./Bisnis.com
Lanskap Simpang Lima Semarang, Jawa Tengah./Bisnis.com

Bisnis.com, SEMARANG - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi Jawa Tengah mencatat Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Maret 2024 berada di atas level optimistis.

Deputi Kepala Perwakilan BI Provinsi Jawa Tengah, Ndari Surjaningsih, menyebut keyakinan tersebut sejalan dengan hasil Survei Konsumen yang dilakukan secara nasional.

"Masih kuatnya persepsi positif konsumen terhadap ekonomi Jawa Tengah ditopang oleh indikator saat ini dan ekspektasi ke depan," jelas Ndari pada Rabu (24/4/2024).

Dalam survei yang dilakukan di Kota Semarang, Surakarta, Purwokerto, dan Tegal, optimisme konsumen seluruhnya berada di atas level optimis. Kondisi keuangan konsumen juga dilaporkan selaras dengan optimisme terhadap perekonomian Jawa Tengah. "Ke depan, optimisme konsumen diprakirakan masih tetap tinggi," kata Ndari.

Optimisme tersebut terlihat dari Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) pada Maret 2024 yang berada di angka 146,58 poin atau masuk pada level optimistis. "IEK tersebut didukung oleh indeks ekspektasi penghasilan konsumen, ketersediaan lapangan kerja, dan kegiatan usaha yang masih tinggi," tambahnya dalam siaran pers.

Optimisme tersebut menjadi angin segar di tengah kekhawatiran ekonom dan pelaku industri di Jawa Tengah. Pasalnya, sejak pecahnya konflik Iran-Israel di kawasan Timur Tengah, muncul kekhawatiran akan imbas konflik yang bakal terasa hingga ke dalam negeri.

Sebelumnya, Fahmy Radhi Ekonom Universitas Gadjah Mada (UGM), mengkhawatirkan kenaikan harga minyak mentah akibat konflik di kawasan Timur Tengah. Menurutnya, harga minyak mentah di tingkat global bisa tembus di atas US$100 per barel.

"Dalam kondisi tersebut, pemerintah dihadapkan pada dilema dalam penetapan harga BBM di dalam negeri," tambahnya.

Selain dibayangi ancaman kenaikan harga BBM, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Diponegoro (Undip) FX Sugiyanto, menyebut konflik tersebut berpotensi mengganggu produksi pangan dunia. Hal itu mesti direspons dengan hati-hati, mengingat dalam tiga bulan ke depan, Indonesia termasuk Jawa Tengah sudah memasuki musim kering.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper