Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Konflik Iran-Israel Pengaruhi Pengiriman Ekspor Asal Jawa Tengah

Selain pasar Timur Tengah, efek konflik juga terasa hingga ke Eropa dan Amerika Serikat.
Konflik Iran-Israel Pengaruhi Pengiriman Ekspor Asal Jawa Tengah. JIBI/Rifki
Konflik Iran-Israel Pengaruhi Pengiriman Ekspor Asal Jawa Tengah. JIBI/Rifki

Bisnis.com, SEMARANG - Konflik Iran-Israel yang mulai memanas sejak pekan lalu ikut berimbas pada lalu lintas pengiriman barang luar negeri.

Di Jawa Tengah, Gabungan Perusahaan Ekspor Indonesia (GPEI) mencatat, durasi pengiriman ekspor bertambah hingga 2 minggu.

"Biasanya, pengiriman barang menghabiskan waktu seminggu untuk negara tujuan Asia, maksimal 10 hari. Eropa dan Amerika Serikat 30-40 hari. Sekarang, karena harus memutar, jadi waktu pengiriman bertambah 2 minggu. Ini semua unpredictable," kata Ade Siti Muksodah, Ketua GPEI Jawa Tengah pada Selasa (16/4/2024).

Ade menjelaskan, jalur pengiriman lewat Mesir dan Yordania masih bisa dimanfaatkan eksportir Jawa Tengah.

Untuk ekspor tujuan Arab Saudi sementara ini masih aman dan lancar. Justru, ekspor ke negara tujuan Amerika Serikat yang mengalami keterlambatan karena harus mengambil rute memutar.

Secara umum, potensi ekspor Jawa Tengah ke kawasan Timur Tengah masih cukup prospektif. Ade mengungkapkan, pasar untuk produk asal Jawa Tengah masih terbuka lebar.

"Destinasi kita misalnya ke Arab Saudi, khususnya untuk diaspora dan jemaah haji. Irak itu potensinya juga besar, terutama produk mebel, itu pasarnya besar. Untuk negara lain seperti Qatar, Kuwait, mereka itu penduduknya kecil tetapi potensi ekspornya banyak karena mereka suka produk rempah, juga parfum yang minyak atsirinya dari Jawa Tengah," jelasnya saat dihubungi Bisnis.

Lebih lanjut, produk dan olahan pertanian asal Jawa Tengah juga masih potensial buat menjangkau pasar Timur Tengah. Ade menjelaskan, selama ini pesaing Indonesia untuk komoditas pertanian di kawasan tersebut adalah Mesir.

"Untuk produk ekspor tradisional seperti tekstil dan alas kaki, Jawa Tengah itu masih mendominasi. Walaupun India juga ikut menyasar ke Timur Tengah, untuk produk mebel juga begitu," ungkap Ade.

Pada perkembangan lain, secara umum kinerja ekspor Jawa Tengah pada tahun ini diperkirakan bakal mengalami pertumbuhan. Ade optimis, meskipun belum tumbuh signifikan, namun ekspor Jawa Tengah sudah bisa mulai bangkit.

"Kita agak turun di beberapa komoditas yang [ekspornya] diatur pemerintah, seperti beras. Akhirnya, pasar mengambil dari Thailand, Mesir, dan lain sebagainya. Walaupun pada akhirnya kita sendiri masih berusaha bersaing di situ," jelas Ade.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper