Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Petani di Jateng Didorong Budi Daya Bawang Putih

Petani masih enggan untuk menanam bawang putih varietas lokal. Pasalnya, di pasaran, konsumen lebih memilih membeli bawang putih impor yang lebih besar.
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Tegal Muhamad Taufik Amrozy (kiri) berbincang saat panen bersama bawang putih double chromosome di Desa Tuwel, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (2/9/2020). ANTARA
Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) Tegal Muhamad Taufik Amrozy (kiri) berbincang saat panen bersama bawang putih double chromosome di Desa Tuwel, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Rabu (2/9/2020). ANTARA

Bisnis.com, SEMARANG - Jawa Tengah sebagai salah satu produsen utama bawang putih di tingkat nasional bakal terus menggencarkan pembudidayaan varietas lokal. Langkah tersebut dilakukan guna mengurangi impor.

"Upaya baik dari APBD maupun APBN kita berusaha untuk menumbuh kembangan lagi yang namanya bawang putih lokal. Karena secara rasa itu lebih enak," kata Ani Mulyani, Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Provinsi Jawa Tengah, Rabu (14/12/2022).

Berdasarkan catatan Sistem Pemantauan Pasar dan Kebutuhan Pokok (SP2KP) Kementerian Perdagangan, harga bawang putih di Jawa Tengah rata-rata berada di Rp19.600/KG. Sepanjang tahun 2022 ini, harga rata-ratanya berkisar di angka Rp22.100/KG, jauh lebih rendah di bawah harga rata-rata nasional yang mencapai Rp28.100/KG.

Meskipun harga komoditas bawang putih masih cukup terkendali, namun Ani mengungkapkan bahwa petani masih enggan untuk menanam bawang putih varietas lokal. Pasalnya, di pasaran, konsumen lebih memilih membeli bawang putih impor dengan ukuran yang lebih besar.

"Bawang putih lokal yang kecil-kecil susah untuk mengolahnya. Sehingga lebih memilih yang impor. Tetapi dengan balai penelitian, kami sedang berusaha melakukan perubahan budidaya supaya menghasilkan varietas benih minimal 3 cm untuk umbinya. Sehingga akan dihasilkan umbi yang lebih besar," jelas Ani.

Meskipun tidak terlalu banyak diminati di pasaran, namun Ani menjelaskan bahwa bawang putih lokal itu masih punya nilai ekonomi yang menjanjikan. Di beberapa daerah, bawang putih lokal dibersihkan dan dikemas secara khusus untuk memudahkan konsumen. Dengan cara itu, harga jual bawang putih lokal bisa meningkat.

Lebih lanjut, Ani menjelaskan bahwa faktor geografis menjadi kendala utama dalam pembudidayaan bawang putih lokal di Jawa Tengah. "Tidak bisa ditanam di setiap tempat. Karena itu tanaman subtropis. Jadi hanya ada di kabupaten tertentu dengan adanya pegunungan dan di ketinggian minimal 800 mdpl," jelasnya.

Prasyarat itulah yang kemudian menyulitkan Jawa Tengah untuk meningkatkan produktivitas bawang putih, khususnya varietas lokal. "Sehingga susah untuk mencapai yang kita harapkan untuk memenuhi kebutuhan. Dan Jawa Tengah itu termasuk sentra secara nasional untuk bawang putih dan kedelai," jelas Ani.

Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) kapasitas produksi bawang putih di Jawa Tengah berkisar di angka 300.000 ton. Pada 2020, produksi bawang putih mencapai 316.514 ton dengan Kabupaten Temanggung, Kabupaten Magelang, dan Kabupaten Wonosobo sebagai tiga wilayah utama produksi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper