Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Ekspor Jateng Sepanjang 2020 Turun 4,97 Persen

Pada 2020, ekspor produk asal Jawa Tengah ke Amerika Serikat mengalami penurunan yang cukup dalam. Tercatat, nilai ekspor ke Negeri Paman Sam turun US$116,35 juta.
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah./Antara-Aditya Pradana Putra
Aktivitas bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Emas di Semarang, Jawa Tengah./Antara-Aditya Pradana Putra

Bisnis.com, SEMARANG – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat nilai ekspor pada Desember 2020 sebesar US$794,54 juta atau naik 15,41 persen (mtm).

Sentot Bangun Widoyono, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, mengatakan kinerja selama hampir satu tahun masih dipengaruhi pandemi maka ekspor Januari-Desember 2020 masih mencatat penurunan sebesar 4,97 persen. Nilai ekspor Jawa Tengah sepanjang tahun 2020 tercatat mencapai US$8.093,38 juta, sementara pada tahun 2019 angkanya berada di US$8.516,70.

"Penurunan yg paling tinggi terjadi di negara AS dengan nilai [ekspor] yg menurun sebesar 116,35 juta USD," ujar Sentot, Senin (1/2/2021).

Komoditas migas tercatat mengalami kenaikan nilai ekspor hingga 28,09 persen (ctc) sementara itu komoditas non-migas mengalami penurunan sebesar 6,19 persen (ctc).

Meskipun komoditas non-migas mengalami penurunan nilai ekspor, apabila dilihat dari volumenya, komoditas ini justru mengalami peningkatan drastis. Sepanjang tahun 2020, volume ekspor komoditas non-migas meningkat hingga 102,85 persen (ctc).

"Beberapa komoditas ekspor masih mengalami kenaikan seperti misalnya mesin-mesin pesawat mekanik, kemudian produk industri lemak dan minyak hewan atau nabati, produk industri alas kaki, dan barang-barang dari kulit, serta mesin peralatan listrik juga mengalami kenaikan," jelas Sentot.

Sementara itu, volume ekspor produk migas hanya mengalami kenaikan tipis di angka 5,65 persen (ctc)

Dalam sisi impor, BPS Provinsi Jawa Tengah mencatat nilai impor sebesar US$8.719,80 juta atau mengalami penurunan 30,62 persen (ctc). Meskipun demikian, secara month-to-month, volume impor mengalami kenaikan 8,24 persen. Sentot mengungkapkan bahwa barang-barang yang diimpor ke Jawa Tengah didominasi oleh barang-barang modal, bahan baku, serta penolong.

"Impor di Jateng utamanya masih didominasi oleh barang-barang modal seperti mesin dan pesawat mekanik, kemudian mesin dan peralatan listrik, serta bahan baku dan penolong," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa impor dari beberapa negara di Asia dilakukan untuk memenuhi kebutuhan industri terhadap barang modal. Sedangkan barang-barang impor dari AS utamanya merupakan barang input seperti misalnya biji-bijian berminyak itu untuk tentunya industri, kemudian juga kapas, dan gandum-ganduman untuk industri makanan seperti roti dsb.

Berdasarkan data ekspor-impor tersebut, kondisi neraca perdagangan di Jawa Tengah pada tahun 2020 mengalami defisit sebesar US$626,42 juta. Pemicunya adalah defisit pada sektor migas sebesar US$1.765,58 juta. Namun sebaliknya, pada sektor non-migas, terjadi surplus sebesar US$1.139,17 juta.

Sentot mengungkapkan bahwa kondisi ini menunjukkan perbaikan nilai perdagangan di Jawa Tengah. Pasalnya, meskipun masih mengalami defisit, apabila dilihat 5 tahun ke belakang maka angka defisit di tahun 2020 berada di angka terendah.

Namun demikian perlu diwaspadai karena penurunan yang paling tajam ada pada kelompok barang impor, apabila barang impor ini merupakan bahan baku maka ini mengindikasikan bahwasanya proses industri perlu diwaspadai, demikian juga apabila ini merupakan barang modal maka kita perlu melihat bagaimana perkembangan investasi di Jateng dalam bentuk barang modal seperti mesin dan peralatannya,” jelas Sentot.

Surplus perdagangan yang terjadi pada sektor non-migas juga mencatatkan rekor terbaiknya selama 3 tahun terakhir. "Ini tentunya merupakan sinyal positif bahwa permintaan terhadap industri non-migas Jawa Tengah sudah mulai membaik, diharapkan tentunya secara kumulatif nantinya komoditas non-migas bisa berperan dalam kinerja ekonomi jawa tengah," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper