Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penurunan Harga Tekan Pendapatan Petani Jateng di Awal Tahun

Hampir seluruh sub sektor usaha mengalami penurunan NTP, kecuali sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan Perikanan yang naik tipis.
Alpukat komoditas yang masuk sub sektor holtikultura. Ilustrasi./Antara
Alpukat komoditas yang masuk sub sektor holtikultura. Ilustrasi./Antara

Bisnis.com, SEMARANG – Nilai Tukar Petani (NTP) di Jawa Tengah mengalami penurunan 0,51 persen (mtm). Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat angka NTP pada bulan Januari 2021 sebesar 100,98. Sebelumnya, pada bulan Desember 2020, NTP berada di angka 101,49.

Sentot Bangun Widoyono, Kepala BPS Provinsi Jawa Tengah, mengatakan penurunan ini terjadi di hampir semua sub sektor kecuali untuk tanaman perkebunan rakyat dan untuk perikanan.

Dalam rilisnya, BPS Provinsi Jawa Tengah mencatat penurunan sub sektor holtikultura sebesar 0,10 persen, peternakan -1,01 persen, serta sub sektor tanaman pangan sebesar -0,60 persen. Hanya ada dua sub sektor usaha yang mengalami pertumbuhan pada bulan Januari 2021, yaitu sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat (TPR) dan perikanan masing-masing sebesar 0,07 persen dan 0,12 persen.

Berdasarkan pemantauan harga rata-rata di 29 kabupaten di Jawa Tengah, penurunan NTP disebabkan oleh turunnya indek harga yang diterima petani sebesar 0,04 persen, sedangkan indeks harga yang dibayar petani meningkat 0,47 persen. Tercatat, pada sub sektor holtikultura, terjadi penurunan harga beberapa komoditas buah-buahan, seperti alpukat, pisang jambu biji, rambutan dan angka sebesar -0,23 persen. Komoditas tanaman obat-obatan, utamanya kapulaga dan jahe, juga mengalami penurunan sebesar 0,49 persen.

Selain NTP, Sentot mengungkapkan bahwa penurunan juga terjadi pada indikator Nilai Tukar Usaha Pertanian (NTUP). "Kita lihat bahwa penurunan NTUP lebih tajam dibandingkan dengan NTP tadi, yaitu sebesar 0,61 persen. Hal ini disebabkan pada kelompok yang di NTPnya naik, yaitu di Perkebunan Rakyat, di NTUP juga mengalami penurunan," jelasnya dalam konferensi pers yang dilaksanakan secara daring, Senin (1/2/2021).

Pada bulan Januari 2021, NTUP di Jawa Tengah berada di angka 100,42 sementara bulan Desember 2020 angkanya mencapai 101,04.

Tren penurunan NTP dan NTUP ini terjadi sejak bulan Desember 2020 lalu. NTP Jawa Tengah kini berada di posisi terendahnya dalam tiga bulan terakhir. Pada bulan November 2020, NTP Jawa Tengah berada di angka 102,19, sementara di bulan Desember 2020, angkanya berada di 101,49. NTP sendiri merupakan indikator kesejahteraan petani yang diukur melalui perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani. Sementara itu, NTUP adalah indikator yang menunjukkan daya tukar dari produk pertanian dengan biaya produksi atau profitabilitas.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Miftahul Ulum

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper

Terpopuler