Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Penyebab Sultan HB X Bukan Penerima Vaksin Tahap Pertama di Yogyakarta

Sri Sultan Hamengku Buwono X tidak akan divaksin karena batasan usia. Sementara itu, di Jawa Tengah, Walikota Semarang menunggu kepastian Dinkes. Pasalnya, Hendar Prihadi sempat positif Covid-19.
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X seusai melakukan pertemuan di Keraton Yogyakarta, Kamis (6/12/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A
Presiden Joko Widodo (kiri) didampingi Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan HB X seusai melakukan pertemuan di Keraton Yogyakarta, Kamis (6/12/2018)./ANTARA-Wahyu Putro A

Bisnis.com, YOGYAKARTA – Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, melakukan screening kesehatan pada Rabu (13/1/2021), sebelum menerima vaksin.

Ia juga didampingi oleh GKRBray Paku Alam dan Sekretaris Daerah DIY, Kadarmanta Baskara Aji. Screening ini dilakukan untuk memastikan kondisi kesehatan penerima vaksin.

Pembajun Setyaning Astutie, Kepala Dinas Kesehatan DIY, menjelaskan bahwa proses screening ini merupakan salah satu tahapan yang mesti dilakukan menurut petunjuk teknis vaksinasi Covid-19. “Setiap penerima vaksin besok akan melalui proses screening ini. Hasil screening nantinya akan berpengaruh pada kesiapan penerima vaksin,” jelasnya dalam rilis yang diterima Bisnis.

Kadarmanta juga menjelaskan bahwa proses vaksinasi tokoh masyarakat diharapkan mampu meningkatkan kepercayaan dan motivasi masyarakat umum. “Kita ada 35.000 nakes yang akan menerima vaksin. Sambil menunggu vaksin yang sesuai untuk anak dan lansia,” jelasnya.

Pada tahap pertama vaksinasi tersebut, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono tidak mendapatkan vaksin. Hal tersebut dikarenakan pembatasan usia penerima vaksin Sinovac yang berada dalam rentang usia 18-59 tahun. Karena usia Ngarsa Dalem sudah di atas batasan tersebut, maka proses vaksinasi secara simbolis dilakukan oleh Wakil Gubernur dan tokoh masyarakat lainnya.

Kasus yang sama juga terjadi di Jawa Tengah. Walikota Semarang, Hendar Prihadi, masuk ke dalam kelompok masyarakat yang tidak bisa mendapatkan vaksin. Pasalnya pada bulan November lalu Hendi, sapaan akrabnya, sempat mengidap Covid-19 dan dirawat di RSUP dr. Kariadi Semarang. Meskipun demikian, Hendi mengaku siap apabila mesti menerima vaksin tahap pertama.

“Prinsip kami, kalau seorang walikota harus divaksin dulu, kami siap. Tapi kalau saya mendengar konon katanya orang yang pernah terkena Covid-19 itu tubuhnya jauh lebih kuat dari yang belum terkena Covid-19. Jadi, kalau memang harus yang lain dulu kami pun siap. Tetapi kalau memang ada petunjuk harus yang pertama [menerima vaksin] kita pun siap,” jelasnya pada pekan lalu.

Sebanyak 1.060.440 dosis vaksin telah didistribusikan ke berbagai daerah di Indonesia. Honesti Basyir, Direktur Utama Bio Farma, mengungkapkan bahwa masih ada 3 juta dosis vaksin Sinovac yang akan didatangkan. Dalam Rapat Kerja dan Rapat Dengar Pendapat Komisi IX DPR-RI dengan Menkes, BPOM, dan Bio Farma pada Selasa (12/1/2021) lalu, ia mengungkapkan bahwa masih ada 3 jenis vaksin lainnya yang akan didatangkan ke Indonesia. Vaksin tersebut adalah Novavax, Pfizer-Bio-Tech, dan Astra Zeneca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper