Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Protes Sistem Poin, 3.000 Sopir Go-Car Semarang Matikan Applikasi

Sekitar 3.000 driver Gocar di Kota Semarang, Jawa Tengah sepakat mematikan aplikasi apps pemesanan atau offbid. Aksi tersebut sebagai bentuk keberatan atas skema baru poin dan bonus dari aplikator PT Gojek. 
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi naik taksi online saat meninggalkan Wisma Bisnis Indonesia, seusai menghadiri peluncuran dan diskusi buku Jokowinomics Sebuah Paradigma Kerja, di kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (25/10)./JIBI-Arif Budisusilo
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi naik taksi online saat meninggalkan Wisma Bisnis Indonesia, seusai menghadiri peluncuran dan diskusi buku Jokowinomics Sebuah Paradigma Kerja, di kantor Bisnis Indonesia, Jakarta, Rabu (25/10)./JIBI-Arif Budisusilo

Bisnis.com, SEMARANG - Sekitar 3.000 driver Gocar di Kota Semarang, Jawa Tengah sepakat mematikan aplikasi apps pemesanan atau offbid. Aksi tersebut sebagai bentuk keberatan atas skema baru poin dan bonus dari aplikator PT Gojek. 

Juru bicara Asosiasi Driver Online (ADO) Kota Semarang, Astrid Jovanka mengatakan, kebijakan baru soal penetapan poin dan bonus yang dilakukan di pekan ini, terhitung Senin 29 Juli 2019 sangat memberatkan.

Adapun skema harian menyebut 12, 16 dan 19 poin atau trip dengan bonus masing-masing Rp85.000, Rp30.000 dan Rp60.000.  Ketika mampu memenuhi target trip hingga 19 poin maka driver baru mengantongi bonus Rp175.000.

“Dalam hal ini para DO (driver online) Gocar seperti dianggap sapi perah oleh aplikator. Apakah ini yang dinamakan mitra kerja? Kami menuntut perubahan demi terciptanya kesejahteraan pendapatan,” kata Astrid Jovanka, Selasa (30/7/2019).

“Beda dengan ketentuan sebelumnya. Di mana ketika mampu memenuhi seluruh poin maka DO mendapat bonus Rp250.000. Ketentuan yang lama saja sudah berat, apalagi dengan skema harian seperti sekarang,” tambahnya.

Keberatannya juga menyangkut kebijakan skema mingguan, di mana sebelumnya tidak ada skema tersebut, sekarang diatur 80, 100, 120 poin per minggu.

"Jika mampu menutup trip itu maka DO hanya mendapat Rp205.000 untuk 80 poin, Rp205.000 untuk 100 poin dan Rp425.000 untuk 120 poin. Hitungan bonus ini tidak diakumulasi dan dibayar pada awal pekan depannya," jelasnya.

Disebutnya, yang paling memberatkan adalah DO tidak ada kesempatan untuk memilih atau menggunakan dua skema itu sekaligus. Sistem Gojek memilih secara acak driver yang masuk kategori skema harian atau mingguan. 

“Kalau bisa pakai dua skema itu sekaligus tidak masalah. Nah ini sistem yang mengacak, mengacaknya bagaimana driver juga tidak tahu,” katanya.

Ditambahkan, perubahan skema poin dan bonus sama saja dengan membunuh lapangan pekerjaan dan rezeki para driver secara perlahan. Pemerintah daerah diminta turun tangan membantu mencari solusi atas permasalahan itu.

“Pak Gubernur Ganjar dan Pak Wali Kota Semarang Hendi (Hendrar Prihadi) tolong perhatikan nasib dan kesejahteraan para driver online,” ujarnya.

Sementara itu Tian, salah satu driver Gocar membenarkan skema baru yang harus dijalani membuat pendapatnya menurun. Ia pun sepakat untuk offbid sementara waktu dan berharap segera muncul revisi skema yang lebih berpihak kepada driver.

“Saya dapat skema mingguan, itu pun tidak jelas dasarnya apa. Pendapatan jelas turun dari kebijakan sebelumnya,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Sutarno

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper