Bisnis.com, SEMARANG—PT Rifan Financindo Berjangka mengungkapkan mata uang kripto merupakan salah satu produk berjangka yang memiliki minat tinggi di dalam negeri. Meskipun begitu, perusahaan belum akan menambah produk baru untuk dijual.
Pimpinan Cabang Semarang PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) Mia Amalia Maleppe mengungkapkan, pihaknya akan melakukan edukasi terlebih dahulu jika akan menjual produk investasi komoditas berjangka baru.
“Sementara ini minat [investor] paling tinggi di cryptocurrency,” kata Mia di semarang, belum lama ini.
Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mengeluarkan Peraturan Bappebti No 5/2019 tentang Ketentuan Teknis Penyelenggaraan Pasar Fisik Aset Kripto (Crypto Asset) Di Bursa Berjangka.
Dalam peraturan tersebut, perdagangan aset kripto hanya dapat difasilitasi oleh bursa berjangka yang telah memperoleh persetujuan dari Kepala Bappebti.
Kemudian, untuk dapat memperoleh persetujuan dalam memfasilitasi perdagangan aset kripto, bursa berjangka juga harus memenuhi beberapa persyaratan lain selain persyaratan Bappebti yang mengatur penyelenggaraan pasar fisik komoditi di bursa berjangka.
Syarat-syarat tersebut antara lain, memiliki modal disetor paling sedikit Rp1,5 triliun, mempertahankan saldo modal akhir paling sedikit Rp1,2 triliun, dan memiliki paling sedikit tiga pegawai yang bersertifikat Certified Information Systems Security Professional (CISSP).
Mia menilai, syarat untuk melakukan perdagangan yang tertera dalam peraturan tersebut cukup besar untuk produk mata uang kripto.
“Sampai akhir tahun [Produk baru yang diperdagangkan oleh RFB] belum ada,” katanya.
Dia menambahkan, total volume transakasi PT Rifan Financindo Berjangka cabang semarang mengalami pertumbuhan sebesar 28,47% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu
Total volume transaksi cabang Semarang pada kuartal pertama tahun ini mencapai 17.205 lot, sementara pada periode yang sama tahun lalu sebanyak 13.392 lot.
Dari total volume transaksi yang dicapai pada kuartal pertama tahun ini, transaksi sistem perdagangan alternatif (SPA) 11.217 lot. Adapun volume transaksi multilateral mencapai sebanyak 5.988 lot.
Volume transaksi SPA pada kuartal pertama tahun ini tercatat lebih tinggi dibandingkan dengan transaksi pada Januari—Maret 2018 sebanyak 4.582 lot.
Sementara volume transaksi multilateral pada tiga bulan pertama tahun ini untuk cabang Kota Semarang lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni 8.810 lot.
Dia menjelaskan, kinerja transaksi SPA yang lebih tinggi pada tiga bulan pertama tahun ini dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu lantaran produk-produk SPA adalah produk global.
Sementara produk-produk multilateral, dia menuturkan merupakan produk-produk lokal yang ada di Indonesia. Oleh karena itu, paparnya investor mencari peluang market lain ketika terdapat penurunan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel