Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Luhut Sebut Tesla Pakai Nikel INCO via Perusahaan China

Tesla Inc. membeli turunan nikel dari proyek smelter yang dikerjakan PT Vale Indonesia (INCO) bersama rekanannya di Sulawesi.
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone
Proses penambangan Nikel PT Vale Indonesia Tbk. di Sorowako, Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan, Jumat (28/7/2023)/Bisnis-Paulus Tandi Bone

Bisnis.com, JAKARTA — Tesla disebut-sebut tetap bakal memanfaatkan nikel asal Indonesia untuk produksi mobil listrik. Produsen mobil listrik milik Elon Musk itu telah meneken kerja sama dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co dan CNGR Advanced Material Co. yang mengimpor nikel dari smelter milik PT Vale Indonesia (INCO).

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut Binsar Pandjaitan, memastikan Tesla Inc. membeli turunan nikel dari proyek smelter yang dikerjakan PT Vale Indonesia (INCO) bersama rekanannya di Sulawesi. 

“Dia [Tesla] mau [beli] nanti di Vale yang joint dengan Ford ada beberapa, dengan Ford dia mau beli mungkin produk mereka itu,” kata Luhut saat ditemui di Jakarta, Rabu (7/2/2024). 

Seperti diketahui, Tesla sudah meneken kontrak pembelian turunan produk nikel itu dari smelter rekanan INCO di Sulawesi, antara lain dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co dan CNGR Advanced Material Co.

Sebagaimana dicatat Bisnis yang mengutip Bloomberg, kerja sama Tesla dan Zhejiang telah diteken sejak dua tahun lalu. Pada Agustus 2022,  Zhejiang Huayou Cobalt Co. dan CNGR Advanced Material Co. menandatangani perjanjian harga dengan produsen mobil listrik itu untuk pasokan hingga pertengahan dekade ini.

Dalam kesepakatan tersebut, Zhejiang dan CNGR akan memasok bahan prekursor terner, yang merupakan bahan kimia utama untuk menyimpan energi dalam baterai lithium ion. Kabar ini datang ketika Tesla mencari pasokan bahan baku logam baterai dalam menghadapi kekurangan pasokan.

General Motors Co mengumumkan kesepakatan untuk membeli bahan baku mulai dari lithium hingga bahan katoda minggu lalu, lalu disusul Ford Motor Co mengungkapkan daftar pemasok dengan bahan baku termasuk lithium dari Argentina dan nikel Indonesia.

Huayou Cobalt akan memasok bahan ke Tesla mulai 1 Juli 2022 hingga akhir 2025. Perusahaan tambang tersebut mengungkapkan akan mengenakan harga pasar untuk komoditas nikel, kobalt, dan mangan, serta biaya pemurnian. Adapun CNGR akan memasok bahan baku antara 2023 dan 2025.

Sementara itu, Ford Motor Company resmi menggenggam secara langsung saham pabrik bahan baku baterai nikel yang akan dibangun di Indonesia bersama INCO dan Zhejiang Huayou Cobalt Co. Perusahaan asal Amerika Serikat tersebut kini menggenggam 8,5% saham PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI). 

Sekretaris Perusahaan Vale Indonesia Filia Alanda mengatakan KNI melakukan penambahan modal ditempatkan dan disetor melalui penerbitan saham baru sesuai dengan keputusan pemegang saham tertanggal 21 Desember 2023. Aksi ini membuat modal dasar KNI menjadi sebesar Rp3,82 triliun, yang terbagi atas 3,82 juta saham dengan nilai masing-masing Rp1 juta. 

“Kemudian, modal ditempatkan dan disetor KNI menjadi sebesar Rp1,04 triliun yang terbagi atas 1,04 juta sagam dengan nilai masing-masing Rp1 juta,” kata Filia dalam keterbukaan informasi, dikutip Selasa (26/12/2023). 

Setelah transaksi, kini struktur kepemilikan saham KNI adalah Huaqi (Singapore) Lte Ltd sebanyak 764.000 saham atau setara 73,20%, Vale Indonesia sebanyak 191.000 saham atau setara 18,30%, dan Ford Motor sebanyak 88.716 saham atau setara 8,5%.

Filia menegaskan transaksi ini bukan merupakan transaksi material bagi perseroan, serta bukan merupakan transaksi afiliasi yang mengandung benturan kepentingan. 

Seperti diketahui, KNI merupakan perusahaan yang didirikan untuk mengelola pabrik high-pressure acid leach (HPAL) Blok Pomalaa, Kolaka, Sulawesi Tenggara. 

Persiapan lokasi awal proyek HPAL Blok Pomalaa telah dimulai, dan operasi komersial pabrik HPAL akan dimulai pada 2026. Kolaborasi ini akan menyediakan bahan-bahan penting untuk peralihan industri otomotif ke EV, meningkatkan industri manufaktur EV Indonesia, dan mendukung rencana Ford untuk menghasilkan laju produksi 2 juta EV pada akhir 2026 dan skala lebih lanjut secara bertahap. 

Secara keselurugan, proyek HPAL ini akan menelan investasi hingga US$4,5 miliar atau setara Rp67,5 triliun. Ketika perjanjian kerja sama pertama kali diteken pada 30 Maret 2023, Christoper Smith, Chief Government Affairs Officer Ford Motor Company mengungkapkan optimismenya dalam kesepakatan penyertaan modal bersama Vale dan Huayou. 

"Pertama, ada aspek di Indonesia yang merupakan bagian penting untuk menciptakan rantai pasok kendaraan listrik," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper