Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah Bareng Mata Uang Asia, Dolar AS Perkasa

Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.095  di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu, (8/5/2024).
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah dibuka melemah ke posisi Rp16.095  di hadapan dolar AS pada perdagangan hari ini, Rabu, (8/5/2024). Mayoritas mata yang Asia melemah terhadap dolar AS, sementara itu dolar AS perkasa.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 09.10 WIB, mata uang rupiah dibuka melemah 0,31% atau 49,5 poin ke level Rp16.095 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau naik 0,11% ke posisi 105,53.

Mata uang Asia yang melemah terhadap dolar AS lainnya yaitu dolar Singapura melemah 0,12%, yen Jepang turun 0,30%, dolar Taiwan turun 0,27%, won Korea ambles 0,33%. Selanjutnya, peso Filipina turun 0,28%, ringgit Malaysia turun 0,18%, baht Thailand turun 0,29, dan yuan China melemah 0,07%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah akan bergerak fluktuatif, tetapi ditutup menguat pada rentang Rp16.000 hingga Rp16.080 per dolar AS.  

Dia menyampaikan fokus pekan ini bertumpu pada komentar pejabat The Fed terkait dengan jalur suku bunga, terutama usai data nonfarm payrolls yang lebih lemah dari perkiraan. Pelaku pasar pun memperkirakan adanya peluang penurunan suku bunga oleh bank sentral. 

“Namun, gagasan ini tidak memberikan banyak dukungan terhadap mata uang Asia, mengingat The Fed masih diperkirakan akan mulai menurunkan suku bunganya pada September,” ujar Ibrahim dalam publikasi riset, Rabu (8/5/2024).

Menurut Ibrahim, pasar saat ini menantikan data terkait inflasi Jepang dan pertumbuhan upah guna mengukur langkah Bank of Japan (BOJ) dalam mengerek suku bunga, yang diharapkan memberi sedikit keringanan terhadap mata uang negara tersebut. 

Dari dalam negeri, Kementerian Keuangan (Kemenkeu) melaporkan posisi utang pemerintah mencapai Rp8.262,10 triliun sampai dengan akhir Maret 2024. Nilai ini setara 38,79% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia.

"Posisi utang tersebut menurun jika dibandingkan dengan posisi pada Februari 2024 yang tercatat sebesar Rp8.319,2 triliun, setara dengan 39,06% terhadap PDB,” kata Ibrahim. 

Adapun rasio utang Maret 2024 terjaga di bawah batas aman 60% PDB sesuai UU No. 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara. Posisi tersebut juga lebih baik dari penerapan Strategi Pengelolaan Utang Jangka Menengah tahun 2024-2027 di kisaran 40%. 

Secara rinci, mayoritas utang pemerintah berasal dari dalam negeri dengan proporsi 71,52%. Hal ini sejalan dengan kebijakan umum pembiayaan utang untuk mengoptimalkan sumber pembiayaan dalam negeri dan memanfaatkan utang luar negeri sebagai pelengkap.

--------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper