Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Naik Sepekan, Transaksi Saham Laris

IHSG cenderung menguat pada perdagangaan 29 April-3 Mei 2024 seiring dengan peningkatan transaksi saham.
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks harga saham gabungan (IHSG) cenderung menguat pada perdagangaan 29 April-3 Mei 2024 seiring dengan peningkatan transaksi saham.

Sekretaris Perusahaan Bursa Efek Indonesia Kautsar Primadi Nurahmad menyampaikan mengawali bulan Mei 2024, data perdagangan saham di BEI pekan ini pada periode 29 April sampai 3 Mei 2024 mayoritas ditutup pada zona positif.

Peningkatan tertinggi selama sepekan terjadi pada rata-rata nilai transaksi saham, yaitu sebesar 9,78% menjadi Rp14,95 triliun dari Rp13,62 triliun pada penutupan pekan yang lalu. Peningkatan pada pekan ini turut terjadi pada kapitalisasi pasar, yaitu sebesar 2,20% menjadi Rp12.012 triliun dari Rp11.754 triliun pada pekan sebelumnya.

"IHSG pekan ini mengalami peningkatan sebesar 1,40% menjadi berada pada level 7.134,72 dari 7.036,07 pada penutupan pekan yang lalu," paparnya dalam siaran pers, Sabtu (4/5/2024).

Rata-rata frekuensi transaksi selama sepekan mengalami peningkatan sebesar 0,43% menjadi 1,07 juta kali transaksi dari 1,06 juta kali transaksi pada pekan lalu. Sedangkan rata-rata volume transaksi harian selama sepekan mengalami perubahan sebesar 3,27 % menjadi 18,59 miliar lembar saham dari 19,22 miliar lembar saham dari penutupan pekan lalu.

Pergerakan investor asing pada Jumat (3/5/2024) mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp859,52 miliar. Sepanjang tahun 2024 investor asing mencatatkan nilai beli bersih sebesar Rp4,49 triliun.

Fenomena Sell In May

Ada idiom di pasar saham soal fenomena sell in May and go away. Namun, tidak setiap tahun fenomena ini terjadi.

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi Riawan mengatakan, secara historis IHSG menunjukkan bahwa tren Sell in May and go away tidak selalu berlaku. Dalam 20 tahun terakhir, IHSG lebih sering menguat selama Mei, dengan 11 kali naik dan 9 kali turun.

"Namun, dalam 5 tahun terakhir, kecenderungan IHSG untuk melemah selama Mei mulai terlihat. Oleh karena itu, meskipun IHSG telah melemah secara ytd, tidak dapat dipastikan apakah tren ini akan berlanjut di bulan Mei," ujar Reza kepada Bisnis, dikutip Kamis, (2/5/2024).

Menurutnya, beberapa sentimen yang perlu dicermati pada pasar saham yaitu pertumbuhan ekonomi global, kebijakan moneter, dan perdagangan internasional. Pasalnya, IHSG juga dipengaruhi sentimen The Fed yang menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,5% pada FOMC 1 Mei 2024.

Investor juga perlu mengamati kondisi ekonomi domestik seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan kebijakan pemerintah. Selain itu, mencermati kinerja emiten-emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI) seperti laba rugi, pertumbuhan pendapatan, dan proyeksi masa depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper