Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sinyal Kinerja Telkom (TLKM) Bertumpu Pada Agresivitas Telkomsel

Telkom (TLKM) berharap pendapatan dari segmen mobile yang dikelola Telkomsel tumbuh hingga mid single digit di tahun 2024.
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id
Pendar cahaya dari lampu gedung Telkom Landmark Tower, kawasan Gatot Subroto, Jakarta Selatan./tlt.co.id

Bisnis.com, JAKARTA -- PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) berharap kinerja segmen mobile tumbuh di kisaran low to mid single digit pada tahun 2024. 

Direktur Utama Telkom Indonesia Ririek Adriansyah mengatakan ke depannya Telkom memiliki sumber pertumbuhan yang baru. Sebagaimana diketahui, TLKM menjalankan bisnis di segmen mobile, melalui entitas PT Telekomunikasi Selular atau Telkomsel. TLKM mengharapkan pertumbuhan di low to mid single digit di segmen ini. 

"Dari mobile, kami harapkan di low to mid single digit. Sementara di fixed broadband karena penetrasi masih rendah, tapi kami masih optimistis bisa tumbuh di mid to single digit," ujar Ririek dalam konferensi pers Telkom, di Jakarta, Jumat (3/5/2024)

Selain dari Telkomsel, TLKM juga berharap terdapat pertumbuhan dari lini bisnis lainnya di tahun ini, yaitu dari data center. Menurut Ririek porsi pendapatan dari data center saat ini memang masih kecil, tetapi ke depannya diharapkan dapat memberikan pertumbuhan yang signifikan bagi Telkom.

Sementara itu, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi menuturkan saat ini cakupan atau coverage Telkom di bisnis selular telah merata. Menurut Heri, cakupan jaringan bisnis selular Telkom telah mencapai 97% populasi di Indonesia.

"Yang kami bisa sampaikan kalau untuk selular tentunya kami akan mempertahankan high value customer atau customer yang loyal memberikan kontribusi, dan kami akan memberikan benefit lebih. Kami harapkan return dari mereka," ucap Heri.

Sementara itu, di youth segment, menurut Heri segmen ini cukup volatil dan Telkom memerlukan pelanggan di segmen ini untuk jangka panjang. 

Lalu dari segmen IndiHome atau fixed broadband, Telkom menuturkan akan mempertahankan posisisinya di wilayah Jawa, seperti di Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Dia juga menuturkan segmen fixed broadband ini memiliki potensi yang besar di Indonesia, karena penetrasi di segmen ini masih terbilang rendah. 

"Misalnya di Malaysia penetrasinya masih 34%, di Filipina 30% terhadap jumlah rumah tangga. Artinya kami memiliki potensi yang sangat besar," tuturnya. 

Adapun, pada penutupan perdagangan hari ini, Jumat (3/5/2024), saham TLKM ditutup pada harga Rp3.160 per saham atau naik 1,28%. Saham TLKM telah melemah sebesar 20% sejak awal tahun ini. 

Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Telkom Heri Supriadi menjelaskan ada beberapa saham yang menjadi penyebab penurunan harga saham Telkom. Pertama, menurutnya karena pertumbuhan di bisnis seluler Telkom. 

"Ada beberapa fokus, satu tentang pertumbuhan di bisnis segmen selular kami, pertumbuhan kami sedikit lebih rendah dari industri," kata Heru, dalam konferensi pers RUPST Telkom, di Jakarta, Jumat (3/5/2024). 

Fokus lain untuk meningkatkan harga saham TLKM menurutnya adalah dengan pertumbuhan yang lebih besar di segmen fixed broadband, IndiHome. 

"Kami berharap kami terus mampu menurunkan biaya investasi maupun biaya pemeliharaan di Indihome, sehingga kami mampu mengalamatkan segmen yang lebih rendah, dengan profitabilitas yang sama," ucapnya.

Fokus selanjutnya, kata dia adalah mengefisienkan beberapa biaya, terutama di aspek operasional dan maintenance. 

"Terakhir kami terus mengakselerasi implementasi Five Bold Moves yang merupakan portofolio untuk pertumbuhan perusahaan di jangka menengah dan jangka panjang," tuturnya.

Analis BRI Danareksa Sekuritas Niko Margaronis menjelaskan cakupan jaringan Telkomsel yang sebesar 98% telah melampaui pesaing mereka yang masih membangun infrastruktur dan kapasitas di daerah luar Jawa. 

"Selain itu, Telkomsel sedang mengoptimalkan penawaran multi-segmennya untuk mendorong monetisasi FMC," kata Niko, Jumat (3/5/2024). 

Dia juga menuturkan basis pengguna Indihome Telkomsel sebesar 8,5 juta dapat memperkuat posisi FMC Telkomsel dibandingkan dengan pesaing-pesaingnya. 

Adapun BRI Danareksa Sekuritas memberikan rating buy dengan target price sebesar Rp4.400 untuk saham Telkom. 

---------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper