Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Bitcoin Mengalami Stagnan, Salah Satunya Faktor Kripto

Bitcoin cenderung stagnan karena dipengaruhi beberapa faktor, berikut penjelasannya.
Ilustrasi proses penambangan Bitcoin. Dok Bloomberg
Ilustrasi proses penambangan Bitcoin. Dok Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA -- Harga Bitcoin yang cenderung bergerak stagnan atau sideways pasca halving dipengaruhi oleh sejumlah faktor.

Fahmi Almuttaqin, Crypto Analyst Reku menyampaikan koreksi yang terjadi di pasar kripto secara umum, dipengaruhi oleh kebijakan hawkish yang diambil oleh Federal Reserve AS, yang telah memutuskan untuk tidak melakukan pemotongan suku bunga tahun ini dan sejumlah kondisi makroekonomi seperti kekhawatiran akan stagflasi dan inflasi di AS.

“Sehingga investor cenderung menghindari instrumen yang lebih berisiko, termasuk aset kripto,” ujarnya melalui keterangan resmi, Jumat (3/5/2024).

Walau demikian, potensi positif dan pemulihan pasar kripto di Kuartal-II masih sangat terbuka. mengatakan jika dikaitkan pada optimisme halving Bitcoin, secara historis, momen Bitcoin halving tidak secara otomatis menyebabkan harga Bitcoin melonjak. Pada halving-halving sebelumnya, Bitcoin biasanya memulai reli yang sesungguhnya antara 1 hingga 5 bulan setelah halving terjadi.

“Pada halving di tahun-tahun sebelumnya, Bitcoin memiliki pergerakan harga yang berbeda-beda. Namun secara umum dapat dikatakan harga memang cenderung sideways dan bahkan terkoreksi pada periode ini. Bitcoin cenderung memulai reli yang sesungguhnya antara 1 hingga 5 bulan setelah halving terjadi,” imbuh Fahmi.

Di tengah kecenderungan kondisi harga Bitcoin yang stagnan, berdasarkan laporan Crypto Outlook Kuartal II/2024 yang diluncurkan Reku, terdapat potensi kenaikan tren pada sejumlah narasi, termasuk pada aset kripto alternatif, atau ‘altcoin’.

Tren positif pada narasi tersebut merupakan kelanjutan dari milestone yang telah terjadi di pasar kripto pada kuartal I/2024.

Pada Kuartal I/2024 lalu, Bitcoin mengalami lonjakan harga signifikan, hingga meningkat 68%. Lonjakan tersebut selain didorong oleh narasi penurunan suku bunga The Fed, juga cukup terkorelasi dengan aliran dana Exchange-Traded Funds (ETF) Bitcoin Spot di AS yang mendapatkan persetujuan regulator pada 10 Januari lalu. Diproyeksikan, pada kUartal II/2024 mendatang, semakin meningkatnya biaya untuk menambang Bitcoin yang diiringi dengan mampu bertahannya kekuatan komputer yang menjalankan blockchain Bitcoin (hash power), dapat menjadi katalis yang kuat untuk BTC.

Dari sisi teknologi, terdapat inovasi meta protokol baru di Bitcoin dengan diluncurkannya Runes, sebuah pengembangan dari BRC-20 untuk menciptakan aset digital di blockchain Bitcoin.

Protokol ini meskipun masih perlu membuktikan keberlanjutan product market fit-nya, sempat memberikan dorongan positif bagi jaringan Bitcoin dengan peningkatan aktivitas jaringan yang signifikan dan membuat Bitcoin mencetak angka pendapatan harian tertinggi baru sepanjang masa di US$80 juta, yang terjadi 20 April lalu.

Selain Runes, sebagian penggemar Bitcoin juga sedang menantikan meta protokol tandingannya seperti CBRC-20 yang mengusung desain inovasi yang cukup berbeda. Adapun sejumlah aset kripto yang berpotensi terdampak oleh narasi ini diantaranya Bitcoin (BTC), Stacks (STX), Rootstock (RIF), Ordinals (ORDI), Multibit (MUBI).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper