Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Dunia Jatuh 3% karena Banjirnya Stok AS

Harga minyak jatuh sekitar 3% ke level terendah dalam tujuh minggu pada perdagangan Rabu (1/5/2024) terimbas peningkatan stok minyak mentah AS yang mengejutkan.
Harga minyak jatuh sekitar 3% ke level terendah dalam tujuh minggu pada perdagangan Rabu (1/5/2024) terimbas peningkatan stok minyak mentah AS yang mengejutkan./Bloomberg
Harga minyak jatuh sekitar 3% ke level terendah dalam tujuh minggu pada perdagangan Rabu (1/5/2024) terimbas peningkatan stok minyak mentah AS yang mengejutkan./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak ditutup jatuh sekitar 3% ke level terendah dalam tujuh minggu pada perdagangan Rabu (1/5/2024), terimbas peningkatan stok minyak mentah AS yang mengejutkan, dan memudarnya harapan penurunan suku bunga AS dalam jangka pendek yang dapat meningkatkan permintaan minyak.

Mengutip Reuters, harga minyak brent berjangka untuk pengiriman Juli turun US$2,89, atau 3,4%, menjadi menetap di $83,44 per barel. Angka tersebut turun sekitar 5,0% dari penutupan kontrak Brent bulan Juni pada hari Selasa (30/4), yang akan menjadi persentase penurunan harian terbesar bulan depan sejak Oktober 2023.

Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS juga turun US$2,93, atau 3,6%, menjadi $79,00 per barel. Itu adalah penutupan terendah untuk kedua benchmark sejak 12 Maret dan secara teknis menempatkan keduanya di wilayah oversold untuk pertama kalinya sejak Desember 2023.

Di pasar energi lainnya, harga solar berjangka AS ditutup pada level terendah sejak Juli 2023, sementara bensin AS berada pada level terendah dalam tujuh minggu.

Badan Informasi Energi AS (EIA) mengatakan perusahaan-perusahaan energi menambah cadangan minyak mentah sebesar 7,3 juta barel selama pekan yang berakhir 26 April.

Bandingkan dengan perkiraan analis mengenai penarikan 1,1 juta barel dalam jajak pendapat Reuters dan peningkatan 4,9 juta barel yang ditunjukkan dalam data dari American Petroleum Institute (API), sebuah kelompok industri.

"Peningkatan minyak mentah merupakan hal yang besar. Pada saat ini, kita harus mengurangi minyak mentah karena semakin banyak barel yang melewati kilang," kata Bob Yawger, direktur energi berjangka di Mizuho.

EIA juga melaporkan peningkatan persediaan bensin yang mengejutkan sebesar 0,3 juta barel. Analis memperkirakan stok bensin akan turun 1,1 juta barel.

Di Timur Tengah, harapan meningkat bahwa perjanjian gencatan senjata antara Israel dan Hamas akan segera terwujud menyusul dorongan baru dari AS dan Mesir. Namun, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah berjanji untuk terus melanjutkan serangan yang telah lama dijanjikan di kota Rafah di Gaza selatan.

“Pasar minyak mentah terbebani oleh berlanjutnya harapan akan gencatan senjata,” kata Ole Hansen dari Saxo Bank.

Dalam berita lain, AS menuduh Rusia melanggar larangan senjata kimia internasional dengan menggunakan zat pencekik kloropikrin terhadap pasukan Ukraina dan menggunakan zat pengendali kerusuhan "sebagai metode peperangan" di Ukraina.

Sementara itu, Bank Sentral AS (Federal Reserve) mempertahankan suku bunganya tetap stabil dan memberi isyarat bahwa pihaknya masih condong ke arah pengurangan biaya pinjaman, namun memberi tanda bahaya pada angka inflasi yang mengecewakan baru-baru ini.

Pernyataan kebijakan terbaru The Fed mencatat bahwa "inflasi telah mereda" namun penundaan penurunan suku bunga dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi dan mengurangi permintaan minyak.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper