Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Menguat ke Rp16.219 Usai The Fed Tahan Suku Bunga Acuan

Rupiah menguat ke Rp15.219 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (2/5/2024) setelah The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan.
Rupiah menguat ke Rp15.219 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (2/5/2024) setelah The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Rupiah menguat ke Rp15.219 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (2/5/2024) setelah The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah dibuka naik ke Rp16.219 per dolar AS pada perdagangan pagi ini, Kamis (2/5/2024) setelah The Fed memutuskan menahan suku bunga acuan.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka naik 0,24% atau 39 poin ke level Rp16.219 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar terpantau melemah 0,02% ke level 105,615.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang anjlok 0,98%, yuan China melemah 0,17% dan ringgit Malaysia turun 0,02%.

Sementara itu mata uang yang naik di hadapan dolar AS adalah dolar Hong Kong 0,04%, dolar Singapura 0,09%, won Korea 0,75%, peso Filipina 0,36%, rupee India 0,05% dan baht Thailand sebesar 0,20%.

Sebelumnya, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memproyeksikan mata uang rupiah pada hari ini akan fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp16.200 - Rp16.300 per dolar AS.

Ibrahim mengatakan Indeks dolar naik sekitar 0,3% di perdagangan Asia, karena investor bersiap untuk pertemuan Fed dan kekhawatiran akan suku bunga AS yang lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama menempatkan dolar pada jalur kenaikan 1,3% di bulan April.

“Fokus kini tertuju pada pertemuan Fed akhir pekan ini, di mana bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil,” kata dia dalam riset harian, dikutip Kamis (2/5/2024).

Seperti yang diketahui, The Fed memutuskan mempertahankan suku bunga acuan AS di kisaran target 5,25% - 5,5% pada Rabu (1/5/2024).

Tanda-tanda inflasi yang tinggi membuat sebagian besar pedagang mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga jangka pendek oleh The Fed.  Ibrahim menyebutkan Bank sentral sekarang diperkirakan hanya akan menurunkan suku bunga pada bulan September, atau kuartal keempat, jika memang ada, pada tahun ini.

Data PMI resmi dari Tiongkok menunjukkan aktivitas manufaktur melambat sedikit dari yang diperkirakan pada bulan April dibandingkan bulan Maret. Namun aktivitas non-manufaktur melambat lebih dari yang diperkirakan.

Di sisi lain, Ibrahim menyebut Dana Moneter Internasional atau International Monetary Fund (IMF) buka suara soal proyeksi perekonomian Indonesia di tengah masa transisi pemerintahan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) kepada Presiden terpilih Prabowo Subianto, bahwa pihaknya melihat adanya lebih banyak penekanan pada kesinambungan kebijakan.

IMF melihat pertumbuhan ekonomi Tanah Air cukup kuat. IMF memproyeksi perekonomian Indonesia bertumbuh 5% pada 2024 dan 5,1% pada 2025. Fundamental makro Indonesia, baik itu defisit fiskal juga berada di bawah batas atas yang dimiliki. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper