Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Ditutup Bervariasi Usai FOMC The Fed Putuskan Tahan Suku Bunga Acuan

Wall Street ditutup bervariasi usai The Fed mempertahankan suku bunganya tidak berubah dan mengindikasikan pihaknya masih condong ke arah penurunan suku bunga.
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). / Reuters
Ketua Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell berbicara dalam konferensi pers setelah pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC). / Reuters

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street, New York ditutup bervariasi pada akhir perdagangan Rabu (1/5/2024), setelah FOMC The Fed mempertahankan suku bunganya tidak berubah dan mengindikasikan pihaknya masih condong ke arah penurunan suku bunga.

Mengutip Reuters, Kamis (2/5/2024), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,23% atau 87,37 poin ke 37.903,29, sementara indeks S&P 500 melemah 0,34% atau 17,30 poin ke 5.018,39, dan Nasdaq tergelincir 0,33% atau 52,34 poin ke 15.605,48.

Meski membei sinyal penurunan suku bunga, The Fed juga memberi tanda bahaya pada angka inflasi yang mengecewakan baru-baru ini dan menyarankan kemungkinan terhentinya pergerakan menuju keseimbangan perekonomian.

The Fed juga mengumumkan rencana untuk memperlambat laju penarikan neraca keuangannya, setelah menghabiskan sebagian besar waktu di awal tahun untuk memperingatkan perubahan tersebut.

“Seperti yang diharapkan, Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga utama, suku bunga dana federal, tidak berubah,” kata Matthais Scheiber, kepala manajemen portofolio global untuk tim sistematik di Allspring Global Investments di London.

"Kami percaya The Fed tidak akan menurunkan suku bunga sampai mereka melihat adanya pelemahan pada harga dan data pasar tenaga kerja - mungkin sebelum musim gugur."

Sebelumnya, data dari laporan Ketenagakerjaan ADP menunjukkan gaji swasta AS meningkat lebih dari perkiraan pada bulan April sementara data untuk bulan sebelumnya direvisi lebih tinggi.

Namun laporan terpisah dari Biro Statistik Tenaga Kerja dalam Survei Pembukaan Pekerjaan dan Perputaran Tenaga Kerja, atau JOLTS, menunjukkan lowongan pekerjaan di AS turun ke level terendah dalam tiga tahun pada bulan Maret, sementara jumlah orang yang berhenti dari pekerjaannya menurun – indikasi berkurangnya jumlah tenaga kerja, kondisi pasar yang berpotensi membantu The Fed dalam perjuangannya melawan inflasi.

Data lain dari Institute for Supply Management menunjukkan berlanjutnya kelesuan di sektor manufaktur AS, yang mengalami kontraksi pada bulan April di tengah penurunan pesanan setelah sempat mengalami ekspansi pada bulan sebelumnya.

Data ini muncul menjelang laporan ketenagakerjaan utama pemerintah AS pada hari Jumat.

Pasar terus mengurangi ekspektasi mengenai waktu dan jumlah penurunan suku bunga oleh bank sentral tahun ini, karena inflasi terbukti stabil dan pasar tenaga kerja tetap berada pada pijakan yang kuat.

Setelah pernyataan kebijakan tersebut, para pedagang menambah taruhan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya tahun ini, kemungkinan besar pada bulan November.

Indeks MSCI untuk saham di seluruh dunia (.MIWD00000PUS) turun 2,22 poin, atau 0,29%, menjadi 754,39 setelah sempat berbalik lebih tinggi setelah pernyataan The Fed.

Investor juga bergulat dengan membanjirnya pendapatan perusahaan-perusahaan AS, dengan Amazon.com (AMZN.O) naik sekitar 3% setelah hasil kuartalannya, membantu mengangkat Dow.

Indeks dolar turun 0,19% pada 106,12, mengikuti pernyataan Fed, setelah sebelumnya mencapai 106,49, tertinggi sejak 16 April, dengan euro menguat 0,23% pada US$1,0689.

Terhadap yen Jepang, dolar melemah 0,18% pada 157,52 sementara Sterling naik tipis 0,01% pada US$1,2491.

Imbal hasil obligasi 10-tahun AS yang menjadi acuan turun 5,4 basis poin menjadi 4,63%, dari 4,684% pada akhir Selasa, dan imbal hasil obligasi 2-tahun, yang biasanya bergerak sesuai ekspektasi suku bunga, turun 8,6 basis poin menjadi 4,9602%, dari 5,046%.

Pasar obligasi Eropa ditutup untuk libur 1 Mei, begitu pula sebagian besar pasar saham di Eropa dan di Tiongkok, Hong Kong, dan sebagian besar Asia.

Dari pasar saham yang diperdagangkan, FTSE Inggris (.FTSE) berakhir 0,28% lebih rendah, dan Nikkei Jepang ditutup turun 0,34% (.N225).

Harga minyak turun untuk hari ketiga di tengah meningkatnya harapan akan perjanjian gencatan senjata di Timur Tengah dan berlanjutnya penurunan setelah laporan penyimpanan EIA AS.

Minyak mentah AS turun 3,58% menjadi $79,00 per barel, dan Brent turun menjadi US$83,44 per barel, turun 3,35% hari ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper