Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Amman Mineral Bikin Laba Bersih Medco Energi (MEDC) Jadi Rp1,18 Triliun pada Triwulan I/2024

Laba bersih Medco Energi (MEDC), turun 11% dari torehan sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya di level US$82 juta atau sekitar Rp1,31 triliun.
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.
Fasilitas produksi dan penyimpanan terapung (Floating Production Storage and Offloading/FPSO) Belanak di South Natuna Sea Block B yang dikelola Medco E&P Natuna (MEPN). Istimewa/SKK Migas.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) membukukan laba bersih US$73 juta atau setara dengan Rp1,18 triliun (asumsi kurs Rp16.240 per dolar AS) sepanjang triwulan pertama 2024. 

Laba bersih itu lebih rendah 11% dari torehan sepanjang periode yang sama tahun sebelumnya di level US$82 juta atau sekitar Rp1,31 triliun. MEDC menerangkan turunnya torehan laba bersih itu diakibatkan karena berkurangnya kontribusi dari Amman Mineral Internasional (AMMN). 

Kendati produksi dari portofolio tambang meningkat, Kontribusi AMMN kepada MedcoEnergi lebih rendah US$16 juta dibandingkan triwulan pertama 2023 karena bea ekspor dan pembayaran Pendapatan Negara Bukan Pajak atau PNBP yang lebih tinggi. 

CEO MEDC Roberto Lorato menilai positif kinerja operasional dan keuangan perusahaan yang terbilang solid pada triwulan pertama tahun ini. Apalagi, kata Roberto, harga minyak mentah dunia belakangan mulai membaik. 

“Kami senang melaporkan hasil operasional dan keuangan yang solid untuk kuartal pertama 2024,” kata Roberto seperti dikutip dari siaran pers, Rabu (1/5/2024). 

Seperti diketahui, harga realisasi rata-rata minyak adalah sekitar US$79 per barel, lebih tinggi dibandingkan triwulan pertama 2023 di level US$76,4 per barel, dan harga gas rata-rata sebesar US$7 per MMbtu. 

Belanja modal sebesar U$99 juta, sebagian besar digunakan untuk pengeboran di Oman, pengembangan baru di Natuna (Forel dan West Belut), Corridor (Suban), dan proyek Geotermal Ijen.

“Dengan volume produksi minyak yang lebih tinggi dan panduan produksi yang lebih baik, kami berada pada saat yang tepat dimana kondisi harga minyak sedang membaik. Hal tersebut mengindikasikan prospek positif untuk sisa tahun ini,” kata Roberto. 

Sementara, MEDC mencatat kas dan setara kas berjumlah US$478 juta dengan utang bersih US$2,5 miliar dan utang bersih terhadap EBITDA 1,9 kali. 

Di sisi lain, produksi minyak & gas sebesar 157 mboepd di Q1-2024, stabil dibandingkan dengan Q4-2023, di atas panduan, dan 7 mboepd di bawah Q1-2023, disebabkan oleh berkurangnya hak partisipasi Corridor setelah perpanjangan PSC baru dan permintaan gas pipa yang lebih rendah di Singapura, namun diimbangi sebagian oleh volume minyak yang lebih tinggi dari Oman 60 dan Natuna.

“Kami terus meninjau portofolio MedcoEnergi dan mencari peluang-peluang baru untuk menciptakan nilai tambah. Keberhasilan penyelesaian divestasi Vietnam dan akuisisi Oman yang menguntungkan telah menempatkan MedcoEnergi pada posisi yang baik untuk meraih kesuksesan yang berkelanjutan," kata Direktur Utama MEDC Hilmi Panigoro.

------------------------- 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper