Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kementerian Keuangan Resmi Tunjuk Bank INA (BINA) Jadi Bank Persepsi

PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) ditetapkan sebagai Bank Persepsi sebagai langkah besar dalam transformasi layanan keuangan Indonesia.
Fahmi Ahmad Burhan, Redaksi
Fahmi Ahmad Burhan & Redaksi - Bisnis.com
Sabtu, 27 April 2024 | 10:20
PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) ditetapkan sebagai Bank Persepsi sebagai langkah besar dalam transformasi layanan keuangan Indonesia.
PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) ditetapkan sebagai Bank Persepsi sebagai langkah besar dalam transformasi layanan keuangan Indonesia.

Bisnis.com, JAKARTA - PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) ditetapkan sebagai Bank Persepsi sebagai langkah besar dalam transformasi layanan keuangan Indonesia.

Kepercayaan ini diberikan oleh Kementerian Keuangan Republik Indonesia yang diterima oleh Henry Koenaifi sebagai Direktur Utama Bank Ina, Yulius Purnama Junaedi yakni Wakil Direktur Utama Bank Ina, serta para jajaran Direksi Bank Ina.

Manajemen Bank Ina menyebutkan penunjukan ini membuka pintu bagi Bank Ina untuk jadi yang utama dalam layanan penerimaan negara. Berbagai transaksi penerimaan negara bisa dilakukan oleh nasabah Bank Ina secara langsung melalui layanan Teller di seluruh Kantor Cabang Bank Ina, maupun secara digital melalui layanan Internet Banking dan Mobile Banking Bank Ina.

Dengan langkah ini, Bank Ina memudahkan nasabahnya dalam melakukan pembayaran Penerimaan Negara, termasuk pajak, bea cukai, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP), pembelian SBN, dan penerimaan lainnya.

Kementerian Keuangan Republik Indonesia menunjukkan kepercayaannya terhadap Bank Ina untuk menyelenggarakan jasa pelayanan penerimaan negara bagi nasabahnya, menegaskan peran penting Bank Ina dalam mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Dengan komitmen untuk terus berinovasi dan meningkatkan pelayanan, Bank Ina berupaya memenuhi kebutuhan semua pihak yang terlibat, sambil tetap berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di Indonesia.

Selain itu, Bank Ina telah meraup laba bersih Rp207,87 miliar pada 2023, melesat 32,36% yoy dibandingkan laba bersih tahun sebelumnya Rp157,04 miliar.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Amin Nurdin mengatakan terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi pertumbuhan pesat laba bank kecil. Pertama, ketentuan modal inti minimum Rp3 triliun pada akhir 2022 yang memaksa bank mempertebal modalnya.

"Penambahan modal inti itu dipergunakan untuk ekspansi bisnis salah satunya. Dengan ekspansi mengarah kepada kualitas aset produktif yang menguntungkan, laba bisa bertumbuh," katanya.

Ekspansi bisnis juga tidak hanya dimanfaatkan untuk aset produktif yang menjadi core bisnis bank dari sisi kredit, tapi juga bisa dimanfaatkan untuk instrumen lain. "Apalagi sekarang dengan skema KBMI, bank-bank yang masuk KBMI I dan II itu tidak ada pembatasan ekspansi," kata Amin.

Faktor kedua, kondisi bank-bank kecil lebih lincah karena mempunyai pasar yang spesifik. Bank kecil itu pun bisa fokus ke pasar yang menjadi incarannya.

"Pasarnya juga bisa jadi sudah given dan cenderung loyal kalau dikelola dengan baik," tutur Amin. 

 

Joyceline Munthe

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper