Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PLN Siap Masuk Bursa Karbon, Jual 1 Juta Ton Unit

PT PLN (Persero) segera melantai ke bursa karbon Indonesia alias IDXCarbon.
Ilustrasi pabrik green hidrogen dan green ammonia - Dok. PLN
Ilustrasi pabrik green hidrogen dan green ammonia - Dok. PLN

Bisnis.com, JAKARTA - PT PLN (Persero) segera melantai ke Bursa Karbon Indonesia alias IDX Carbon. PLN pun berpotensi menjadi trader terbesar dengan membuka setara hampir 1 juta ton unit karbon.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan PLN Group siap menjadi garda depan dalam upaya mendukung pemerintah terkait komitmen penurunan emisi dan mengakselerasi transisi energi.

"Kami terus mendukung Pemerintah untuk mengembangkan ekosistem perdagangan karbon. Beberapa pilot project telah kami lakukan sehingga hari ini, sistem perdagangan karbon bisa dilakukan," ucap Darmawan dalam keterangannya, Kamis (25/4/2024).

Bukti keseriusan PLN dalam memimpin perdagangan karbon di Indonesia adalah dengan mendapatkan Sertifikat Penurunan Emisi (SPE) pertama di Indonesia melalui mekanisme non konversi dengan mekanisme internasional.

"Kita akan segera melantai di bursa karbon dengan penurunan emisi terbesar," ungkap Darmawan.

Tidak hanya terdaftar di bursa, PLN juga melakukan perdagangan karbon secara langsung dengan melingkupi 3 dari 4 aspek perdagangan karbon, yaitu perdagangan emisi secara langsung, offset emisi secara langsung, dan perdagangan offset melalui bursa.

PLN pun telah memiliki platform PLN Climate Click yang mengakomodasi aktivitas perdagangan karbon, baik perdagangan emisi dan offset emisi, di mana telah dilakukan sejak 8 September 2023.

"Saat PLN masuk bursa beberapa waktu ke depan, kami akan langsung menjadi pemilik SPE dengan penurunan emisi terbesar. Kami juga akan meluncurkan aplikasi PLN Climate Click yang sudah siap digunakan untuk carbon trading yang belum dimiliki perusahaan lain," tambahnya.

Sebagai contoh, unit pembangkit berbahan bakar gas pertama di Indonesia, Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Blok 3 Muara Karang akan memimpin langkah pembangkit PLN masuk ke bursa karbon. 

"PLN saat ini tidak hanya menyediakan listrik tetapi menghadirkan energi yang rendah emisi, itu dari mana? Ya, tentu bersumber dari pembangkit energi baru terbarukan," jelas Darmawan.

PLTGU itu telah memiliki SPE gas rumah kaca (GRK) dari Kementerian LHK dan tercatat berhasil menurunkan karbon dioksida setara hampir 1 juta ton di tahun 2022.

PLTGU Blok 3 Muara Karang telah menggunakan 100% bahan bakar gas yang telah diregasifikasi dari LNG pada Floating Storage and Regassification Unit (FSRU) dengan menggunakan suplai LNG. PLTGU ini juga dilengkapi dengan teknologi gas turbin terbaru dan paling efisien yang menggunakan metode Combine Cycle.

"Kami membangun skenario transisi energi yang ambisius melalui Accelerated Renewable Energy Development secara agresif dengan menambahkan porsi pengembangan energi terbarukan hingga 75% di tahun 2040, dengan 25% di antaranya dari gas alam," pungkas Darmawan.

Sebelumnya, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengatakan langkah yang dilakukan PLN ini menjadi bagian dari upaya transisi energi yang dilakukan Indonesia.

"Hal ini menandakan langkah besar dalam mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Indonesia," ujar Siti. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper