Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ST012 Ditawarkan Mulai Jumat (26/4/2024), Cek Kupon dan Cara Beli

Pemerintah akan melakukan penjualan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel ST012 mulai Jumat (26/4/2024).
Hafiyyan, Rizqi Rajendra
Hafiyyan & Rizqi Rajendra - Bisnis.com
Kamis, 25 April 2024 | 17:58
Pemerintah akan melakukan penjualan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel ST012 mulai Jumat (26/4/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pemerintah akan melakukan penjualan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel ST012 mulai Jumat (26/4/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah akan melakukan penjualan instrumen Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) ritel kepada investor individu secara online (e- SBN) instrumen Sukuk Tabungan Seri ST012T2 (tenor 2 Tahun) dan Green Sukuk Ritel – Sukuk Tabungan Seri ST012T4 (tenor 4 Tahun) mulai 26 April 2024.

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menyebutkan pihaknya akan menawarkan ST012T2 dan ST012T4 pada 26 April-29 Mei 2024. Masing-masing imbalan dipatok 6,40% dan 6,55% per tahun.

"Jenis SBSN tanpa warkat dan tidak dapat diperdagangkan (non-tradable), kepemilikan tidak dapat dialihkan dan tidak dapat dicairkan sampai dengan jatuh tempo kecuali pada periode early redemption," papar pengumuman DJPPPR Kemenkeu, Kamis (25/4/2026).

Minimal pesanan Rp1 juta dan kelipatannya. Adapun, pesanan maksimal ST012T2 senilai Rp5 miliar dan ST012T4 senilai Rp10 miliar. Jatuh tempo ST012T2 pada 10 Mei 2026 dan ST012T4 pada 10 Mei 2028.

Tanggal pembayaran imbalan ST012T2 dan ST012T4 pada tanggal 10 setiap bulan. Dalam hal tanggal 10 jatuh bukan pada hari kerja, maka akan dibayarkan pada hari kerja berikutnya tanpa kompensasi. Hari kerja adalah hari dimana operasional sistem pembayaran diselenggarakan oleh Bank Indonesia.

Penetapan hasil penjualan ST012T2 dan ST012T4 pada 3 Juni 2024 dengan underlying aset barang milik negara (BMN) dan Proyek/Kegiatan Kementerian/Lembaga pada APBN 2024.Tanggal pembayaran imbalan pertama 10 Juli 2024 (Long Coupon).

DJPPR Kemenkeu menyebut tujuan penerbitan Sukuk Tabungan Seri ST012T2 dan Green Sukuk Ritel – Sukuk Tabungan Seri ST012T4 secara online adalah untuk mempermudah akses masyarakat berinvestasi di SBSN ritel, memperluas basis investor dalam negeri dengan menyediakan alternatif investasi dan mendukung terwujudnya keuangan inklusif serta memenuhi sebagian pembiayaan APBN 2024.

Proses pemesanan pembelian Sukuk Tabungan Seri ST012T2 dan Green Sukuk Ritel – Sukuk Tabungan Seri ST012T4 dilakukan secara online melalui 4 tahap.

Tahapan pemesanan ST012 yaitu (i) registrasi/pendaftaran, (ii) pemesanan, (iii) pembayaran, dan (iv) setelmen. Pemesanan pembelian disampaikan melalui sistem elektronik yang disediakan oleh Mitra Distribusi yang memiliki interface dengan sistem e-SBN.

Sebelum melakukan pemesanan pembelian, setiap calon investor diharapkan telah memahami Memorandum Informasi Sukuk Tabungan Seri ST012T2 dan Green Sukuk Ritel – Sukuk Tabungan Seri ST012T4.

Investor dapat enghubungi 30 Mitra Distribusi yang telah ditetapkan oleh Pemerintah untuk melayani pemesanan pembelian secara langsung melalui sistem elektronik (layanan online)

Daftar Mitra Distribusi (Midis) ST012

  1. Bank Central Asia
  2. Bank CIMB Niaga
  3. Bank Commonwealth
  4. Bank Danamon Indonesia
  5. Bank DBS Indonesia
  6. Bank HSBC Indonesia
  7. Bank Mandiri
  8. Bank Maybank Indonesia
  9. Bank Mega
  10. Bank Negara Indonesia
  11. Bank OCBC NISP
  12. Bank Panin
  13. Bank Permata
  14. Bank Rakyat Indonesia
  15. Bank Tabungan Negara
  16. Bank UOB Indonesia
  17. Bank Victoria
  18. Standard Chartered Bank
  19. Bank Syariah Indonesia
  20. Bank Muamalat
  21. BRI Danareksa Sekuritas
  22. Mandiri Sekuritas
  23. Bahana Sekuritas
  24. Trimegah Sekuritas Indonesia
  25. Binaartha Sekuritas
  26. Phillip Sekuritas Indonesia
  27. Bareksa Portal Investasi
  28. Nusantara Sejahtera Investama (FUNDtastic+)
  29. Star Mercato Capitale (Tanamduit)
  30. Bibit Tumbuh Bersama

ST012 Ditawarkan Mulai Jumat (26/4/2024), Cek Kupon dan Cara Beli

Potensi Pasar ST012

Senior Vice President, Head of Retail, Product Research & Distribution Division Henan Putihrai Asset Management, Reza Fahmi Riawan mengatakan, ST012 akan mendapat animo yang cukup tinggi dari investor ritel domestik.

Meskipun bersifat non-tradable atau tidak dapat diperdagangkan, ST012 memiliki fitur berupa kupon floating with floor. Fitur ini memungkinkan nilai kupon naik jika suku bunga acuan naik, tetapi tidak akan turun di bawah batas minimum yang ditetapkan dan akan ditinjau setiap tiga bulan sekali.

Menurutnya, faktor yang mempengaruhi penjualan ST012 meliputi kondisi pasar yang terjadi saat ini terkait dengan sentimen domestik dan global, serta minat investor.

"Perkembangan global, termasuk suku bunga internasional dan ketidakstabilan geopolitik juga dapat memengaruhi minat investor terhadap ST012," terangnya kepada Bisnis baru-baru ini.

Sementara itu, Head of Investment Specialist Sinarmas Asset Management Domingus Sinarta Ginting mengatakan, proyeksi target penjualan ST012 bisa mencapai sebesar Rp10 triliun.

Kendati demikian, prediksi penjualan ST012 tersebut lebih rendah dari penjualan seri sebelumnya ST011 sebesar Rp20,02 triliun pada Desember 2023. Alasannya, kata dia, ST012 merupakan surat utang yang tidak dapat diperdagangkan (non-tradable bonds) sehingga umumnya peminatnya lebih sedikit dari tradable bonds.

ST012 Ditawarkan Mulai Jumat (26/4/2024), Cek Kupon dan Cara Beli

Sebagai perbandingan, penjualan Sukuk Tabungan seri ST011 yang meluncur pada 6 November-6 Desember 2023 tembus Rp20,02 triliun dari kedua seri. Adapun, ST011 merupakan penerbitan instrumen SBSN ritel terakhir pada 2023.

Sukuk Tabungan seri ST011-T2 tenor 2 tahun menawarkan tingkat kupon sebesar 6,30% per tahun dan seri ST011-T4 tenor 4 tahun memiliki kupon 6,50% per tahun yang bersifat floating with floor. Rinciannya, total penjualan ST011-T2 sebesar Rp14,5 triliun dan ST011-T4 sebesar Rp5,5 triliun.

Kupon ST012 juga mempertimbangkan kenaikan suku bunga acuan atau BI Rate. Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia (BI) secara tak terduga mengerek suku bunga 25 basis poin (bps) ke level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Rabu (24/4/2024).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper