Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bos XL Axiata (EXCL) dan Smartfren (FREN) Mau Merger, Transaksinya Rp56,69 triliun

Induk PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yakni Axiata Group Bhd. dan Sinar Mas Group (FREN) berencana untuk menggabungkan operasi telekomunikasi mereka di Indonesia
Teknisi sedang melakukan perbaikan jaringan/dok. XL Axiata
Teknisi sedang melakukan perbaikan jaringan/dok. XL Axiata

Bisnis.com, JAKARTA  -- Induk PT XL Axiata Tbk. (EXCL) yakni Axiata Group Bhd. dan Sinar Mas Group (FREN) berencana untuk menggabungkan operasi telekomunikasi mereka di Indonesia, kata orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Pemilik XL Axiata dan Smartfren Telecom (FREN) milik Sinar Mas sedang mendiskusikan struktur transaksi potensial yang akan menciptakan entitas senilai US$3,5 miliar atau setara Rp56,69 triliun (kurs: Rp16.198) dengan sekitar 100 juta pelanggan, kata sumber tersebut. Sebuah kesepakatan bisa melibatkan campuran uang tunai dan saham, kata mereka, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena prosesnya bersifat pribadi.

Kesepakatan tidak mengikat mungkin akan tercapai dalam beberapa bulan mendatang, sehingga memungkinkan perusahaan untuk melanjutkan negosiasi dan melakukan uji tuntas, kata sumber tersebut. Pembicaraan sedang berlangsung dan tidak ada jaminan bahwa Axiata dan Sinar Mas yang berbasis di Kuala Lumpur akan melanjutkan penggabungan unit-unit tersebut, kata sumber tersebut.

Perwakilan XL Axiata mengatakan konsolidasi akan menguntungkan industri dan perusahaan terbuka untuk menjajaki berbagai kemungkinan, tanpa berkomentar langsung mengenai kemungkinan merger Smartfren selain mengatakan itu adalah keputusan pemegang saham. Presiden Direktur Smartfren sekaligus perwakilan Sinar Mas, Merza Fachys, mengaku belum memiliki informasi resmi untuk dibagikan.

Saham XL Axiata telah naik 22% di Jakarta tahun ini, sehingga memberi nilai perusahaan sekitar US$2 miliar. Smartfren sebagian besar tetap datar, memberikan operator Indonesia nilai pasar sebesar US$1,2 miliar.

Axiata dan Sinar Mas yang berbasis di Jakarta menghidupkan kembali pembicaraan merger tahun lalu, Bloomberg News melaporkan pada bulan September. Opsi lain yang sedang dipertimbangkan termasuk perjanjian dan kemitraan berbagi jaringan, kata orang-orang yang mengetahui masalah ini. Diskusi sebelumnya antara operator nirkabel terbesar Malaysia dan konglomerat Indonesia tidak menghasilkan kesepakatan.

Pasar telekomunikasi Indonesia telah berkonsolidasi dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2022, CK Hutchison Holdings Ltd. dan Ooredoo dari Qatar menggabungkan bisnis telekomunikasi mereka di negara tersebut dalam transaksi senilai $6 miliar sebagai upaya mereka untuk menangkis persaingan.

---------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper