Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Nantikan Data Ekonomi AS, Harga Emas Melemah Tipis

Jelang rilis data ekonomi Amerika Serikat, harga emas terpantau stabil pada perdagangan Rabu (24/4/2024).
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa
Tumpukan emas batangan 1 kilogram di YLG Bullion International Co. Bangkok, Thailand pada Jumat (22/12/2023). - Bloomberg/Chalinee Thirasupa

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terpantau stabil menjelang data ekonomi Amerika Serikat (AS) pada akhir pekan ini. Perilisan data ini mungkin akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai suku bunga Federal Reserve (The Fed). 

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (24/4/2024), harga emas di pasar spot melemah -0,04% ke level US$2.321,01 per troy ounce pada pukul 10.02 WIB. Kemudian, harga emas Comex kontrak Juni 2024 juga  melemah -0,34% ke US$2.334,10 per troy ounce pada pukul 09.51 WIB.

Harga emas mendekati US$$2.300 per ons setelah mengalami penurunan hampir 3% dalam dua sesi perdagangan pertama pekan ini. Hal ini terjadi karena ketegangan di Timur Tengah mereda dan mengurangi permintaan terhadap aset lindung nilai. 

Pasar saat ini tengah berfokus pada kebijakan moneter Amerika Serikat (AS). Data indeks pengeluaran konsumsi pribadi (PCE) yakni ukuran inflasi pilihan The Fed yang akan dirilis Jumat (26/4).

Data PCE diperkirakan menunjukan bahwa tekanan harga akan tetap tinggi pada Maret 2024. Jika terjadi, maka hal ini dapat mendukung The Fed untuk menunda pemangkasan suku bunga, yang dapat menjadi hambatan bagi emas. 

Dalam beberapa minggu terakhir, peluang penurunan suku bunga AS pada Juni 2023, yang telah diperkirakan pada awal tahun, telah menurun secara tajam. 

Pasar swap kini memproyeksi bahwa peluang pemangkasan hanya sebesar 16%. Beberapa pedagang di pasar suku bunga bahkan mempertaruhkan The Fed tidak akan melakukan pemotongan suku bunga sama sekali tahun ini.

Meskipun pertemuan Federal Reserve yang dinanti-nantikan mungkin tertunda, harga emas tetap stabil didukung oleh meningkatnya risiko geopolitik, pembelian oleh bank sentral, dan minat yang meningkat dari investor ritel China. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper