Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deretan Saham yang Untung dan Buntung saat Suku Bunga BI Tinggi

Sejumlah saham di sektor tertentu terdampak positif saat Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga di level tinggi. Namun beberapa saham lainnya berisko merugi.
Karywan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karywan melintas di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah saham di sektor tertentu terdampak positif saat Bank Indonesia (BI) menahan suku bunga di level tinggi. Namun, beberapa sektor saham lainnya justru dirugikan karena beban keuangan meningkat.

Sebagaimana diketahui, BI akan mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) pada siang ini, Rabu (24/4/2024) pukul 14.00 WIB. Sebagian ekonom memperkirakan suku bunga akan naik 25 basis poin menjadi 6,25%, sedangkan sebagian lainnya memproyeksikan suku bunga tetap ditahan di level 6%.

Head Customer Literation and Education Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan, jika dengan kembali ditahannya suku bunga pada level 6% maka menjadi enam kali pertemuan berturut-turut suku bunga tertahan.

"Kami berpandangan semakin panjang suku bunga tertahan di level tinggi maka akan membuat daya beli masyarakat tergerus dan investor cenderung mengalihkan investasi ke instrumen yang menawarkan return yang lebih tinggi," jelas Audi kepada Bisnis, Rabu (24/4/2024).

Menurutnya, emiten properti akan dirugikan kala suku bunga masih tinggi karena laju permintaan properti akan tertahan, sehingga akan menjadi sentimen negatif untuk kinerja penjualan. Sebab beban biaya atau cost of fund yang harus ditanggung meningkat, terlebih yang memiliki pendanaan dengan floating interest.

Selain itu, untuk emiten otomotif juga akan berdampak negatif, seiring dengan potensi biaya kredit yang meningkat dan pada akhirnya menahan permintaan baru.

"Sementara itu, untuk emiten perbankan, kami melihat ada dua sisi dengan tertahannya suku bunga acuan di level tinggi akan berdampak positif dengan potensi NIM [net interest margin] yang meningkat. Tetapi di sisi lain, kekhawatiran akan NPL [non performing loan] yang meningkat karena daya beli yang tergerus," katanya.

Adapun, untuk emiten yang diuntungkan selanjutnya adalah konsumer dan kesehatan karena sebagai alternatif saham yang defensif. Menurutnya, investor perlu mencermati sentimen rilis kinerja kuartal I/2024, khususnya dari emiten big caps yang positif.

"Serta meredanya tensi geopilitik di Timur Tengah akan mendorong laju IHSG dalam waktu dekat. Investor dapat memanfaatkan momentum tersebut untuk jangka pendek, sambil menunggu kepastian arah suku bunga The Fed," pungkasnya.

Berikut Rekomendasi Saham dari Kiwoom Sekuritas:

- BBRI, buy TP: Rp6.650

- MYOR, buy TP: Rp3.160

- SILO, buy TP: Rp2.870

- ASII, buy TP: Rp6.450

- CTRA, buy TP: Rp1.330

Community & Retail Equity Analyst Lead Angga Septianus menambahkan, jika suku bunga ditahan atau dinaikkan, maka investor disarankan tetap memantau saham-saham yang berkaitan erat dgn suku bunga seperti properti dan telekomunikasi.

"Di IDXPROPERTY ada saham CTRA, BSDE dan SMRA, serta telekomunikasi ada TLKM. Kalau suku bunga ditahan ya artinya jadi sentimen baik jangka pendek setidaknya sebulan kedepan untuk bisa rebound sesaat karena beban keuangan tidak jadi naik," ujar Angga kepada Bisnis.

Selain itu, menurutnya sentimen yang perlu diperhatikan masih terkait dengan kondisi di Timur Tengah, dampaknya ke harga komoditas logam dan lainnya yang meningkat dan juga nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

"Minggu ini juga akan ada data PCE AS di Jumat [26/4] ini yang memengaruhi keputusan suku bunga ke depan dan diperkirakan kembali naik," pungkasnya.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper