Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peta Terbaru Permintaan Batu Bara China

Terdapat perubahan peta pasokan batu bara dari sejumlah negara, termasuk Indonesia, ke pasar terbesar di dunia yakni China.
Peta Terbaru Permintaan Batu Bara China. Para pekerja Tiongkok hilir mudik saat asap mengepul dari pembangkit listrik tenaga batu bara di Shanxi.Kevin Frayer / Bloomberg/Getty Images
Peta Terbaru Permintaan Batu Bara China. Para pekerja Tiongkok hilir mudik saat asap mengepul dari pembangkit listrik tenaga batu bara di Shanxi.Kevin Frayer / Bloomberg/Getty Images

Bisnis.com, JAKARTA — Terdapat perubahan peta pasokan batu bara dari sejumlah negara, termasuk Indonesia, ke pasar terbesar di dunia yakni China pada Maret lalu.

Adapun, pengiriman batu bara dari Rusia ke China turun 21% pada Maret 2024 akibat sanksi Amerika Serikat (AS) dan tarif impor, berdasarkan data bea cukai, Sabtu (20/4/2024).

Menurut Administrasi Umum Bea Cukai dilansir dari Reuters pada Senin (22/4/2024), impor batu bara China dari Rusia turun menjadi 6,92 juta metrik ton.

Mulanya, pengiriman batu bara Rusia oleh China mulai melonjak pada 2022 ketika negara-negara barat memutus perdagangan dengan Rusia karena perang di Ukraina.

Namun, pengiriman tersebut merosot pada Maret 2024, setelah terpukul oleh sanksi AS baru-baru ini terhadap eksportir terkemuka Siberian Coal Energy Company (SUEK) dan Michel Coal Project.

Selain itu, penerapan kembali tarif impor China sebesar 3%—6% pada 2024 memaksa eksportir untuk memotong harga.

Di sisi lain, impor batu bara China secara keseluruhan pada Maret 2024 tidak mengalami perubahan dibandingkan 2023.

Hal tersebut ditopang oleh kelebihan pasokan dan rendahnya harga dalam negeri, sejalan dengan banyaknya konsumen yang hanya mengambil batu bara impor yang telah dibeli berdasarkan kontrak jangka panjang.

Di Indonesia yang menjual sebagian besar batu baranya ke China berdasarkan kontrak pasokan tahunan, tetap menjadi pemasok terbesar ke negara tersebut pada Maret 2024.

Meski begitu, pengiriman batu bara dari Indonesia ke China turun 9,9% menjadi 19,8 juta ton.

Selain itu, impor dari Mongolia yang sebagian besar berupa batu bara kokas untuk pembuatan baja, naik 11,9% dari tahun sebelumnya, didukung oleh peningkatan logistik transportasi darat.

Eksportir Mongolia juga mendapat keuntungan dari penurunan produksi di Shanxi, China, yang memperketat pengawasan keselamatan karena meningkatnya kecelakaan dan rencana untuk memangkas produksi sekitar 4% pada 2024.

Pada impor dari Australia ke China, pengiriman batu bara meningkat 130% pada Maret 2024, didorong oleh status bebas tarif Australia dan efek dasar yang rendah.

Impor batu bara Australia dari China masih mengalami pemulihan pada Maret 2023 setelah berakhirnya larangan tidak resmi. (Chatarina Ivanka)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper