Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manajemen BREN Buka Suara Soal Keputusan BEI yang Beri Cap UMA

Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham PT Barito Renewables Tbk. (BREN) ke daam kategori unusual market activity (UMA)
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) memasukkan saham PT Barito Renewables Tbk. (BREN) ke daam kategori unusual market activity (UMA) karena dianggap mengalami perdagangan harga saham yang tidak wajar.

Direktur dan Corporate Secretary BREN Merly menyatakan pergerakan harga saham yang mengalami kenaikan sehingga BREN masuk dalam kategori UMA tidak bisa dia jelaskan. Menurutnya mereka tidak berada dalam posisi yang tepat untuk menanggapi terkait pergerakan harga saham karena hal tersebut merupakan mekanisme pasar.

“Terkait sentimen positif dari market, kami melihat bahwa hal ini merupakan refleksi dari kepercayaan dan apresiasi market terhadap langkah-langkah ekspansif yang dilakukan perusahaan,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (20/4/2024).

Dari sisi kinerja, Merly mengatakan perseroan telah menyelesaikan akuisisi pembangkit Listrik tenaga angin Sidrap 1 dengan nilai US$102,2 juta dengan kapasitas pembangkit Listrik sebesar 75 MW. Selain itu, BREN bermitra dengan anak usaha ACEN Renewables International juga telah menyelesaikan akuisisi dari tiga aset late-stage development di Sulawesi Selatan, Sukabumi dan Lombok pada Januari kemarin.

Aksi korporasi tersebut, lanjutnya, menandai ekspansi Barito Renewables ke dalam sektor energi angin, sehingga melengkapi sektor geothermal dan smenegaskan komitmen pada bisnis energi berkelanjutan di Indonesia.

“Penambahan portofolio tenaga angin ini merupakan contoh nyata keseriusan BREN dalam mengantarkan energi terbarukan untuk Indonesia terutama demi mencapai net zero target,” tambah Merly.

Selain itu, BREN membukukanpendapatan sebesar US$594,9 juta atau naik 4,4% YoY, yang terutama disebabkan oleh peningkatan kapasitas listrik geothermal sebesar 3,4% dan penyesuaian tarif yang lebih tinggi di unit Salak, Darajat, dan Wayang Windu.

Selain itu, dengan disiplin biaya yang kuat telah membuka jalan bagi pertumbuhan EBITDA tahun 2023 sebesar 6,1% YoY menjadi rekor tertinggi sebesar US$501,9 juta, yang menyebabkan meningkatnya margin EBITDA menjadi 84% dibandingkan dengan 83% pada tahun sebelumnya.

Sementara itu, IHSG ditutup melemah 0,47% atau 33,96 poin ke level 7.130,84 pada perdagangan kemarin. IHSG bergerak pada rentang 7.130,841 – 7.234,374 sepanjang perdagangan.

Investor asing cenderung melakukan penjualan saham dengan net sell sebesar Rp470 miliar kemarin, meneruskan net sell Rp2,47 triliun pada Selasa (16/4/2024). Sepanjang tahun 2024, net buy investor asing berkurang menjadi Rp13,68 triliun.

Beberapa saham yang banyak dijual investor asing diantaranya, TLKM dengan net sell Rp202,1 miliar, BBRI Rp160,9 miliar, BMRI Rp98,4 miliar, UNVR Rp48,7 miliar, ASII Rp42,7 miliar.

Selain menjual saham, investor asing kembali tertarik pada beberapa saham perusahaan untuk menjadi incaran beli saham. Berikut adalah penjelasannya.

Posisi pertama dihuni oleh saham emiten milik Barito Group, yaitu saham PT Barito Renewables Energy Tbk.(BREN) dengan nilai beli bersih Rp129,8 miliar. saham emiten yang bergerak di bidang EBT ini berhasi naik 6,35% atau 475 poin ke posisi Rp7.950 per sahamnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper