Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Terpeleset Akibat Pandangan Jerome Powell soal Suku Bunga

Harga emas turun tipis pada Kamis dini hari, (18/4/2024), karena tekanan dari memudarnya harapan penurunan suku bunga AS
Karyawati menunjukkan emas PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) di salah satu galeri emas di Jakarta, Selasa (19/9/2023). Bisnis
Karyawati menunjukkan emas PT Aneka Tambang Tbk. (Antam) di salah satu galeri emas di Jakarta, Selasa (19/9/2023). Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas turun tipis pada Kamis dini hari, (18/4/2024), karena tekanan dari memudarnya harapan penurunan suku bunga AS membayangi kenaikan permintaan safe haven yang timbul dari gejolak geopolitik di Timur Tengah.

Harga emas di pasar spot turun 0,2% menjadi US$2,376.39 per ounce, pada waktu setempat. Harga mencapai titik tertinggi sepanjang masa di US$2,431.29 pada Jumat pekan lalu. Lalu harga emas berjangka AS ditutup 0,8% lebih rendah pada US$2,388.4.

“Ketidakpastian geopolitik terus mendukung emas dan jika ada peningkatan situasi, maka harga bisa bergerak menuju kisaran US$2.500,” kata Phillip Streible, kepala strategi pasar Blue Line Futures di Chicago.

“Harga emas hanya akan turun jika bank sentral berhenti membeli atau jika investor kembali ke fase risk-on,” ujarnya.

Iran mengatakan militernya siap menghadapi setiap serangan Israel. Iran melakukan serangan langsung pertamanya terhadap Israel akhir pekan lalu sebagai pembalasan atas dugaan serangan Israel terhadap kompleks diplomatik Iran di Damaskus pada 1 April.

Di sisi lain, pejabat tinggi bank sentral AS termasuk Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada hari Selasa tidak memberikan panduan apa pun mengenai kapan suku bunga dapat diturunkan sebaliknya mengatakan bahwa kebijakan moneter perlu bersifat restriktif lebih lama.

Pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga AS sebesar 71% pada bulan September. Suku bunga yang lebih tinggi mengurangi daya tarik untuk memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Meskipun sebagian besar emas masih tidak berkorelasi dengan dolar AS dan imbal hasil Treasury dalam tren saat ini, emas mungkin masih menunjukkan respons jangka pendek terhadap pergerakan keduanya, kata analis riset senior FXTM, Lukman Otunuga.

---------------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper