Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Saham TINS Menguat usai Pengungkapan Kasus Korupsi, Kenapa?

Saham PT Timah Tbk. (TINS) berakrobat naik turun dalam beberapa hari terakhir. Sentimen pembenahan kasus korupsi hingga kinerja menggerakan investor ritel.
Timah digunakan untuk penyambung logam./Bloomberg - Waldo Swiegers
Timah digunakan untuk penyambung logam./Bloomberg - Waldo Swiegers

Bisnis.com, JAKARTA - Saham emiten grup BUMN tambang, PT Timah Tbk. (TINS) berakrobat naik turun dalam beberapa hari terakhir. Sentimen pembenahan kasus korupsi hingga kinerja menggerakan investor ritel bergejolak.

Berdasarkan data RTI, Rabu (3/4/2024), saham TINS anjlok 4,86% atau 45 poin ke level 880. Adapun, volume perdagangan tercatat 129,92 juta saham dengan nilai transaksi Rp116,05 miliar. Kapitalisasi pasar pun melorot menjadi Rp6,55 triliun.

Jika menilik pergerakan hari sebelumnya, Selasa (2/4/2024), saham TINS melonmpat 110 poin alias 13,5% ke level 925. Dengan nilai perdagangan sebesar Rp123,12 miliar dan volume perdagangan mencapai 140,01 juta lembar saham.

Jika ditilik, pergerakan saham dua hari terakhir, murni berdasarkan pergerakan yang ditimbulkan investor ritel yang terpantik sentimen pasar, bukan gerakan dari investor institusi.

Simpulan ini merujuk pada data kepemilikan saham TINS yang tercatat di Bloomberg. Pada dua hari terakhir, tidak ada perubahan kepemilikan saham pada investor institusi dari TINS.

Perubahan kepemilikan saham terakhir terjadi pada Senin (1/4/2024), saat PT Indopremier Sekuritas melepas kepemilikannya sebanyak 21.668.176 lembar saham TINS. Hal ini membuat kepemilikannya tergerus menjadi hanya tersisa 7.443.830 lembar saham.

Adapun, pemegang saham institusi utama non pengendali TINS masih dipimpin oleh  Dana Jaminan Sosial (DJS) Jaminan Hari Tua (JHT) yang memegang 288.613.199 lembar saham. Kemudian, terdapat PT Sucorinvest Asset Management melalui berbagai portofolio menggenggam 106.055.100 lembar saham.

Berikutnya, terdapat Vanguard Group Inc, Reksa Dana Sucorinvest, dan DJS Jaminan Pensiun masing-masing 99.963.238 lembar, 83.546.300 lembar, dan 78.082.800 lembar.

Menariknya, sentimen tekanan yang berasal dari isu korupsi dan kinerja kurang baik belum berdampak signifikan. Sepanjang tahun berjalan harga saham TINS telah melejit 36,43% dari posisi akhir tahun lalu. Artinya, saham TINS masih mencatatkan kinerja positif.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta menerangkan sempat terjadi panic selling dari investor ritel seiring sentimen negatif yang berasal dari kasus isu korupsi dan penurunan kinerja.

"Kasus korupsi ini isu penting, investor menghendaki adanya good clean governance [GCG] dari emiten apalagi BUMN. Jadi nanti kalau terjadi tata kelola yang baik, kinerja semakin membaik, mampu meningkatkan kepercayaan terhadap TINS," terangnya saat dihubungi Bisnis, Rabu (3/4/2024).

Di sisi lain, kenaikan harga saham TINS yang signifikan pada Selasa (2/4/2024), terangnya, dipicu rebound technical dari harga timah setelah mengalami fase penurunan dalam.

Lebih jauh, Nafan menerangkan kinerja TINS dan harga timah sangat bergantung terhadap perekonomian China. Alasan utamanya, karena China merupakan mitra utama perdagangan timah Indonesia. 

"Target pertumbuhan mereka di atas perkiraan Dana Moneter Internasional [IMF] dan Bank Dunia, di atas 5%. Jadi ini bisa membangkitkan permintaan terhadap nikel dan memicu kenaikan harga nikel juga. Hal ini terlihat indeks manufaktur China yang mulai ekspansif, jadi ada harapan terkait dengan perbaikan ekonomi China," tuturnya.

Dengan harga timah yang membaik, bakal meningkatkan kinerja rata-rata nilai penjualan (average selling price) TINS. Mirae pun merekomendasikan hold saham TINS dengan target harga Rp1.020.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper