Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BEI Sebut IHSG Lesu Gegara LQ45, Cek Gerak Sahamnya

BEI menyebut penyebab melemahnya IHSG belakangan ke bawah level 7.300 karena saham-saham Indeks LQ45.
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (21/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut penyebab lesunya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) disebabkan karena turunnya saham-saham LQ45 yang memiliki bobot besar terhadap IHSG. Secara year-to-date (ytd), IHSG terpantau melemah 0,49%.

Adapun, IHSG sempat lesu dan parkir di zona merah selama sepekan beruntun, sejak Senin (25/3/2024) bertepatan dengan peluncuran papan pemantauan khusus full call auction. Namun, pada Selasa (2/4/2024) IHSG mampu menguat 0,44% ke 7.236,98.

Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa BEI Irvan Susandy mengatakan, penggerak IHSG mayoritas merupakan saham-saham LQ45. Sementara itu, untuk saham dalam papan pemantauan khusus, meskipun ada sebanyak 221 emiten, namun secara bobot tidak terlalu signifikan. 

"Perhitungan kami, pengaruh pergerakan saham-saham yang masuk dalam papan pemantauan khusus sebesar 1,5% dari total keseluruhan saham," ujar Irvan dalam keterangan tertulis, dikutip Selasa (2/4/2024).

Oleh sebab itu, Irvan menampik bahwa papan pemantauan pemantauan khusus full call auction menyebabkan IHSG lesu, karena dampaknya tidak terlalu signifikan. "Dampaknya ada, namun masih lebih besar diakibatkan oleh saham LQ45," jelasnya.

Mengacu data Bloomberg pada Selasa, (2/4), indeks LQ45 terkoreksi 0,23% atau 2,20 poin secara ytd ke posisi 968,37. Saham-saham bank jumbo seperti BMRI, BBCA dan BBRI jadi penopang LQ45, sedangkan saham GOTO, TLKM dan BRPT justru membebani indeks.

Saham Bank Mandiri (BMRI) menjadi saham yang paling menopang LQ45 hingga 1.040%. Disusul saham BBCA dan BBRI yang menopang indeks masing-masing 493,60% dan 286,38%.

Selanjutnya, saham BBNI menopang indeks sebesar 124,34%, diikuti saham BRIS yang mendorong indeks LQ45 sebesar 102,35%.

Sementara itu, saham yang membebani indeks LQ45 yakni PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) sebesar 538,4%. Diikuti saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang menjangkari indeks 339,08%. 

Saham konglomerat Prajogo Pangestu, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) membebani indeks 204,67%. Diikuti PT Astra International Tbk. (ASII) dan emiten Garibaldi Thohir, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) yang menekan LQ45 masing-masing 156,52% dan 133,53%.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pelemahan IHSG disebabkan karena adanya sentimen pelemahan nilai tukar rupiah, ditambah akan adanya libur panjang Lebaran 2024 atau Hari Raya Idulfitri 1445 H.

"Secara teknikal, kami mencermati pergerakan LQ45 mirip dengan pergerakan IHSG, di mana hal tersebut berarti apa yang memengaruhi IHSG juga akan memengaruhi LQ45," ujar Herditya kepada Bisnis, Selasa (2/4/2024).

Adapun, MNC Sekuritas merekomendasikan beberapa saham LQ45 di antaranya yaitu ACES dengan target price (TP) Rp950-Rp1.000, ASII (TP Rp5.400-Rp5.750), BBRI (TP Rp5.950-Rp6.100), INCO (TP Rp4.130-Rp4.270), dan UNTR (TP Rp25.000-Rp26.000).

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper